Tutup Ruang Gerak Sindikat Perdagangan Manusia, Polres OKU Bentuk Satgas TPPO

Kapolres OKU, AKBP Arif Harsono memberi arahan kepada Satgas TPPO/ist
Kapolres OKU, AKBP Arif Harsono memberi arahan kepada Satgas TPPO/ist

Menindak lanjuti arahan Kapolri Jendral (Pol) Listyo Sigit Prabowo, mengenai pentingnya penanganan kasus perdagangan orang di seluruh wilayah Indonesia. Maka jajaran Polri termasuk Polres OKU, secara resmi membentuk Satuan Tugas (Satgas) Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).


Kapolres OKU, AKBP Arif Harsono mengatakan, langkah pembentukan Satgas TPPO ini merupakan bentuk keseriusan Kapolri dalam menangani kasus perdagangan manusia yang belakangan ini menjadi perhatian Presiden Joko Widodo.

“Saya sudah menerbitkan surat perintah terkait pembentukan Satgas TPPO untuk tingkat Polres OKU pada Selasa 6 Juni 2023 kemarin,” ujar AKBP Arif Harsono, Sabtu (17/6).

Satgas TPPO ini, kata Kapolres OKU, berada di bawah koordinasi Bareskrim Polri. Sedangkan personel yang terlibat dalam Satgas TPPO bukan hanya dari Reskrim saja sebagai bagian penindakan Gakkum, namun juga diikuti oleh fungsi lain seperti Deteksi, Pembinaan dan Penyuluhan.

“Satgas TPPO Polres OKU ini dibentuk untuk menutup ruang serta memberantas sindikat maupun jaringan TPPO yang ingin beraksi di wilayah Kabupaten OKU,” katanya.

Menurut mantan Kasat Lantas Polrestabes Palembang ini, nantinya Satgas TPPO juga akan bergerak upaya preemtif serta preventif, seperti amplifikasi informasi hingga pendampingan bagi mereka yang ingin bekerja di luar negeri secara legal.

“Kita juga akan berkoordinasi dengan pihak Imigrasi sebagai upaya untuk langkah pencegahan. Kita akan mendata warga OKU yang bekerja di luar negeri, dan mendampingi bagi masyarakat yang hendak menjadi TKI agar tidak terjerumus hingga menjadi korban TPPO,” ungkapnya.

Arif juga menyebutkan, kurang dari dua pekan sejak Satgas TPPO dibentuk, Polri telah berhasil menangkap 414 pelaku perdagangan orang, dengan jumlah korban mencapai 1.314 orang.

“Dari 1.314 korban tersebut, korban perempuan dewasa sebanyak 507 orang, anak perempuan 76 orang, laki-laki dewasa 707 orang, dan anak laki-laki 24 orang. Ini data secara keseluruhan dari beberapa wilayah di Indonesia,” kata Arif merincikan.

“Maka dari itu, kita mengharapkan kepada lapisan masyarakat khususnya di Kabupaten OKU untuk selalu berhati-hati dan tidak cepat percaya terhadap oknum-oknum yang menjanjikan pekerjaan ke luar negeri,” pungkasnya.