Tim Pusat Telusuri AK Gani Sebagai Perintis Badan Perencanaan Nasional

Tim gabungan Kementerian PPN/Bappenas RI saat menyambangi Museum AK Gani. (ist/rmolsumsel)
Tim gabungan Kementerian PPN/Bappenas RI saat menyambangi Museum AK Gani. (ist/rmolsumsel)

Tidak hanya sebagai pahlawan asal Sumsel, Adnan Kapau Gani (AK Gani) juga diketahui sebagai peletak dasar sekaligus perintis Lembaga Perencanaan di Indonesia. Hal inilah yang melatarbelakangai Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas melakukan penelusuran ke Palembang.


Dipimpin Perencana Ahli Madya, Ismet Mohamad Suhud dan Direktur Eksekutif Indonesia Hidden Heritage sekaligus Ketua Pemajuan Museum di Indonesia, Nofa Farida Lestari, sebuah tim dibentuk untuk melakukan eksplorasi langsung ke Museum AK Gani. 

Tidak hanya itu, rencananya tim juga melakukan penelusuran sejarah di berbagai tempat lain yakni, Museum Kota Palembang Sultan Mahmud Badaruddin II, Museum Negeri Provinsi Sumatera Selatan Balaputera Dewa, Museum Subkoss Garuda Sriwijaya Lubuk Linggau, Museum Sriwijaya dan Museum Bayt Al Quran. 

Tim tersebut juga mewawancara Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang Agus Rizal, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Palembang Gunawan, Budayawan sekaligus Sejarawan UIN Raden Fatah Palembang Kemas Ari Panji, Jurnalis Sejarah Dudy Oskandar, dan Founder Sahabat Cagar Budaya Palembang Robby Sunata. 

Di sisi lain, penelusuran ini juga dilakukan terkait rencana pendirian Museum Bappenas di Indonesia. 

"Keberadaan Museum Bappenas diharapkan dapat menjadi ruang edukasi sejarah budaya yang menarik serta potensial dikembangkan sebagai salah satu destinasi wisata sejarah budaya di Indonesia," kata Ismet.

Ide pendirian Museum Bappenas dilatarbelakangi oleh sejarah Bappenas yang memiliki peran penting dalam pembentukan negara Indonesia karena cikal bakal Indonesia berangkat dari konsep perencanaan ekonomi dan pertanian yang berkembang menjadi lembaga multibidang yang dikoordinasikan oleh menteri PPN/kepala Bappenas sekarang menjadi pokok perencanaan lembaga, baik pusat maupun provinsi.

Meskipun untuk mendirikan Museum ini, pihaknya menghadapi sejumlah tantangan. Seperti misalnya penggalian data di Museum AK Gani dimana sejumlah arsip menurutnya belum terdigitalisasi. Padahal, sebagian besar arsip berbentuk kertas dan mudah rusak. 

Belum lagi banyak benda bersejarah yang kini tidak lagi ada, misalnya lencana emas AK Gani yang terpaksa dijualnya saat memerlukan dana. Hal ini diperparah sepinya kunjungan sehingga membuat kondisi Museum AK Gani tidak maksimal. 

Museum AK Gani juga dikelola oleh swasta sehingga sulit untuk mendapatkan bantuan pemerintah. Oleh sebab itu, Ismet menyarankan agar museum yang merupakan rumah AK Gani ini dijadikan Cagar Budaya kota Palembang.

Selain AK Gani, Tim Pendiri Museum Bappenas juga akan menelusuri dan mengkaji peran menteri-menteri Bappenas terdahulu seperti Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, Ali Sastroamidjojo dan tokoh-tokoh lainnya. 

“Rencana ini sejalan dengan program kami untuk membantu pemeliharaan arsip di Museum AK Gani,” ujar Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Palembang Gunawan Gentimat. 

Sementara itu, sebagai kreatif hub yang peduli pada pengembangan potensi wisata sejarah budaya Tanah Air, Indonesia Hidden Heritage mengapresiasi gagasan Kementerian PPN/Bappenas untuk mendirikan Museum Bappenas karena museum potensial dijadikan salah satu ikon pariwisata.

“Kunjungan ini diharapkan bisa berkontribusi positif dalam penggalian data akurat mengenai kiprah dr Adnan Kapau Gani terhadap politik, ekonomi dan budaya Indonesia,” ungkap Direktur Eksekutif Indonesia Hidden Heritage sekaligus Ketua Pemajuan Museum di Indonesia, Nofa Farida Lestari.

Pandangan positif tentang AK Gani disampaikan oleh Founder Sahabat Cagar Budaya Palembang Robby Sunata. Menurutnya, AK Gani bukan sekadar pejuang, tapi juga pengusaha. Kesuksesannya dalam mengembangkan bisnis di Sumatera membawanya dipercaya sebagai Menteri Kemakmuran kala itu. 

"Tapi yang perlu dicatat, jiwa pengusahanya itu digunakan bukan hanya untuk kepentingan sendiri, tetapi juga memakmurkan rakyat Sumatera dan Indonesia," kata Robby. Menyambung hal tersebut, jurnalis sejarah Dudy Oskandar membenarkan. 

"Berbagai riset tentang pemikiran dan pandangan AK Gani banyak ditulis dalam koran-koran Sumsel. Utamanya tentang apa yang dilakukan dan kontribusinya di masa awal kemerdekaan. Tentu kita bangga dengan rencana ini," ujarnya.