Tim Pengabdian Unsri Tingkatkan Keterampilan Ibu Rumah Tangga Lewat Pelatihan Jumputan

Tim pengabdian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya (Unsri), melakukan kegiatan pemberdayaan kesejahteraan keluarga dan pelestarian kearifan lokal melalui program Jumputan Kenten Laut (Jumtela)/ist
Tim pengabdian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya (Unsri), melakukan kegiatan pemberdayaan kesejahteraan keluarga dan pelestarian kearifan lokal melalui program Jumputan Kenten Laut (Jumtela)/ist

Tim pengabdian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya (Unsri), melakukan kegiatan pemberdayaan kesejahteraan keluarga dan pelestarian kearifan lokal melalui program Jumputan Kenten Laut (Jumtela) di Desa Kenten Laut, Kabupaten Banyuasin.


Ketua tim pengabdian, Dian Anggraini, menyampaikan kegiatan ini melibatkan pendampingan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga bersama fasilitator dan perangkat desa. Tim pengabdian ini terdiri dari tiga dosen FISIP Unsri, yaitu Dian Anggraini, Maudy Noor Fadhlia, dan Muh Bersama Nizar Sohyb.

"Kegiatan pengabdian ini diwujudkan dalam bentuk pendampingan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga “Jumtela” bersama dengan fasilitator dan perangkat desa," kata Dian Anggraini, Selasa (29/10).

Lebih lanjut dia mengatakan, kegiatan dimulai dengan pre-test yang diikuti oleh 20 peserta, khususnya ibu rumah tangga, untuk mengukur pemahaman mereka tentang jumputan dan kearifan lokal di era globalisasi. "Hasil pre-test menunjukkan bahwa 65% peserta sudah memiliki pemahaman dasar, sementara 35% masih kurang mengerti tentang kearifan lokal," jelasnya.

Selanjutnya, kegiatan berlanjut dengan pelatihan di mana peserta diajarkan tentang motif dan pola Jumputan Kenten Laut. Pelatihan ini mencakup tahapan pembuatan pola, proses pewarnaan, hingga pengeringan jumputan di bawah sinar matahari. 

"Kita berharap pelatihan ini dapat meningkatkan keterampilan peserta dalam produksi jumputan," tegasnya.

Setelah pelatihan, diadakan post-test untuk mengevaluasi peningkatan pengetahuan peserta. Hasil post-test menunjukkan bahwa pengetahuan peserta meningkat signifikan, dengan 90 persen. Peserta kini memahami jumputan dan kearifan lokal di era globalisasi.

Dian Anggraini menekankan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membantu peserta mengembangkan dan mempertahankan warisan budaya lokal agar dapat bersaing di pasar bebas. Ia mengingatkan bahwa banyak produk asing yang masuk ke Indonesia, yang dapat mengancam keberadaan industri tekstil lokal.

"Kegiatan ini juga berupaya menambah wawasan tentang pengembangan industri tekstil lokal dengan memanfaatkan bonus demografi dan menyerap tenaga kerja di sekitar Desa Kenten Laut," pungkasnya.