Ternyata Kajian Banjir Palembang Sudah Dilakukan Pemkot Palembang, Digarap oleh Perusahaan Asal Pagaralam

Banjir yang menyerang sejumlah ruas jalan di Kota Palembang. (kenedy/rmolsumsel.id)
Banjir yang menyerang sejumlah ruas jalan di Kota Palembang. (kenedy/rmolsumsel.id)

Beberapa hari belakangan terjadi hujan deras di Kota Palembang, paling ekstrem dua hari terakhir. Hujan beberapa jam saja sudah membuat sejumlah kawasan terendam genangan air.


Mulai dari pemukiman penduduk hingga sebagaian besar ruas jalan protokol Palembang tak luput dari banjir yang sudah menjadi langganan masyarakat Palembang.

Pihak Pemerintah Kota Palembang tentu tidak bisa tinggal diam dengan kondisi ini. Berbagai cara dilakukan untuk menanggulangi musibah ini. Bahkan sebelum terjadinya banjir, pihak pemerintah Kota Palembang sudah melakukan kajian pengendalian banjir.

Berdasarkan penelurusuran di laman lpse.palembang https://lpse.palembang.go.id/eproc4/lelang/11664251/pengumumanlelang. Pihak pemda melalui satuan kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kota Palembang sudah melakukan tender terkait Kajian Pengendalian Banjir Kota Palembang pada awal Agustus 2022 lalu.

Proyek tersebut memakai anggaran APBD tahun 2022 dengan nilai pagu Rp200 juta. Tender Kajian Pengendalian Banjir Kota Palembang itu pun dimenangkan CV.Selibar Jaya Konsultan yang beralamat di Desa Selibar RT.12 RW.05 No. 14 Kelurahan Selibar Kecamatan Pagar Alam Utara, Sumatera Selatan.

Kendati sudah dilakukan kajian pengendalian banjir namun faktanya hari ini banjir di Palembang tetap tidak terelakkan.

Pakar hidrologi Sumsel, Dato' Achmad Syarifuddin yang dibincangi Kantor Berita RMOLSumsel terkait kejadian banjir ini mengungkapkan, ada beberapa aspek yang harus jadi perhatian.

Peran sentral dalam upaya penanganan banjir di Palembang ini, sejatinya menurut dia, dimulai dari Bappeda Litbang yang seharusnya menjadi otak untuk mencarikan solusi berbagai permasalahan.

"Seharusnya di situ ada orang yang bisa dipakai, tidak perlu teori muluk untuk mengatasi banjir ini. Ajak semua akademisi, serius dan fokus (komitmen menangani banjir), sebelum lebih parah dari sekarang," katanya.

Salah satu yang menurut Achmad bisa dilakukan adalah dengan membuat masterplan drainase, untuk mencarikan jalur keluar air menuju daerah tangkapan air, saat hujan deras mengguyur kota Palembang.

Dia mencontohkan aliran yang masuk ke Sungai Bendung. Sewaktu hujan, menurut Dato' Achmad harus kembali dilakukan pengecekan terhadap daerah tangkapan air di kawasan tersebut, sehingga air tadi tidak meluap.

Menggandeng akademisi dalam kajian penanganan banjir kota Palembang merupakan salah satu yang juga penting dilakukan. Tak kalah pentingnya, menurut Achmad adalah komitmen pemerintah untuk menjalankan rekomendasi yang muncul dalam kajian tersebut.

"Kalau misalnya dilakukan kajian oleh orang luar Palembang, yang bisa saja diasumsikan oleh masyarakat tidak tahu dengan kondisi sebenarnya, lantas apa kebermanfaatannya?"tanya dia.

Penggunaan anggaran itu, lanjut Achmad, harus tepat sasaran. "Apabila Pemkot Palembang memang fokus mengatasi banjir, berbagai upaya teknis, penggunaan anggaran seharusnya difokuskan kesana," pungkasnya.