Temuan 5 Nisan Kuno di Palembang, Sejarawan: Diperkirakan dari Abad 19

Kupek salah seorang saksi mata penemuan nisan kuno menceritakan pengalamannya kepada sejarawan Palembang Kemas Ari Panji yang datang bersama aktivis lingkungan Sumsel Ali Goik dan content creator Mang Dayat, Minggu (16/1). (Dudy Oskandar/rmolsumsel.id)
Kupek salah seorang saksi mata penemuan nisan kuno menceritakan pengalamannya kepada sejarawan Palembang Kemas Ari Panji yang datang bersama aktivis lingkungan Sumsel Ali Goik dan content creator Mang Dayat, Minggu (16/1). (Dudy Oskandar/rmolsumsel.id)

Penemuan 5 nisan kuno bertuliskan Arab Melayu pada Kamis malam (13/1) di salah satu titik pembangunan IPAL komunal Palembang yang berada di kawasan Pasar 16 Ilir diduga berasal dari abad 19.


Hal itu disampaikan sejarawan Palembang, Kemas Ari Panji, Minggu (16/1). Menurutnya, dari tulisan yang ada di nisan tersebut berbunyi Faqod Intiqolad Illa Rohmatullahil Abror Nyiaji Nadirah Binti Kiyai Abdul Aziz Palembani yang artinya Telah berpulang ke Rahmatullah Nyiaji Nadiroh binti Kiyai Abdul Aziz orang Palembang.

Menurut dosen UIN Raden Fatah ini, melihat dari bentuk nisan kuburannya mengacu ke Kesultanan Palembang Darussalam. Namun bisa dipastikan nisan dari batu tersebut bukan dari masa awal Kesultanan di abad 17. Karena pada masa itu, nisan dibuat dari kayu seperti pada makam Sultan Abdurrahman.

“Baru sejak masa SMB II nisan sudah menggunakan batu. Ini diperkirakan abad ke 19, artinya bukan di abad ke 17. Temuan ini bisa menghubungkan dengan Keraton Kuto Cerancangan, awal mula pembangunan Masjid Lamo,” terangnya saat mengunjungi lokasi penemuan nisan kuno tersebut di  Komplek Pertokoan Tengkuruk Permai Blok C, 17 Ilir tepatnya di tengah jalan antara Toko Edward Hanger dan JNE.

Kemas Ari Panji yang datang bersama aktivis lingkungan Sumsel Ali Goik dan content creator Mang Dayat sangat bersyukur saat ke lokasi bertemu dengan Upit Sari Mana Wati (50) atau yang sering dipanggil Kupek.

“Anak beliau (Kupek) bernama Rido yang awalnya mengunggah foto nisan tersebut sesaat setelah ditemukan. Kita terima kasih. Untungnya nisan itu tidak jadi diangkat. Kalau jadi diangkat, pastinya tidak keruan. Bahkan malam itu sudah ada yang nak minta nisan itu, kabarnya. Untungnya nisan itu dikubur kembali,” katanya.

Upit Sari Mana Wati (50) alias Kupek mengatakan, pekerja yang menggali lubang untuk saluran IPAL yang pertama kali menemukan nisan kuno tersebut. Kupek lalu berinisiatif untuk mencuci nisan tersebut agar bisa terbaca dan difoto oleh anaknya.

“Nisan tersebut saya bersihkan dan dicuci menggunakan sikat piring. Awalnya pada pukul 22.00 WIB ditemukan tiga nisan, kemudian pada pukul 23.00 WIB ditemukan satu nisan lagi dan satu lagi tidak tergali namun terlihat,” ujar Kupek.

Kupek menjelaskan, nisan tersebut ditemukan saat pekerja menggali dengan kedalaman kurang lebih 3 meter. Setelah dibersihkan, yang ada namanya hanya tiga. Sementara sisanya tidak ada namanya.

Lalu Kupek menyuruh anaknya, Rido, memfoto nisan tersebut. Harapannya ada yang bisa membaca tulisan di batu nisan tersebut.

“Kemudian saya inisiatif untuk meminta pekerja yang menggali agar dikembalikan saja di tempat semula ditemukan. Doakan saja, izin kita hanya cari makan di sini,” kata Kupek yang sehari-hari berjualan minuman di Pasar 16 Ilir.

Sementara itu, Marni yang lapak jualannya tepat di atas titik penemuan nisan kuno tidak menyangka dengan penemuan tersebut. Bahkan selama ini dirinya dan beberapa pedagang di sekitar tempat itu  tidak tahu kalau di lokasi itu ada nisan terkubur.

“Saya jualan sudah puluhan tahun di sekitar sini, tapi kalau di lokasi ditemukannya nisan ini baru 1 tahunan. Alhamdulillah selama ini jualan lancar dan rezeki masih lancar,” kata Marni yang sehari-hari jualan sepatu.