Nisan Kuno Diduga Milik Bangsawan Palembang, KH Mal An Abdullah: Tantangan untuk Memastikannya

Pekerja penggalian saluran IPAL Palembang mengangkat kembali nisan kuno yang ditemukan di kawasan Pasar 16 Ilir, Senin malam (17/1). (Humaidy Kenedy/rmolsumsel.id)
Pekerja penggalian saluran IPAL Palembang mengangkat kembali nisan kuno yang ditemukan di kawasan Pasar 16 Ilir, Senin malam (17/1). (Humaidy Kenedy/rmolsumsel.id)

Penemuan nisan kuno di kawasan Pasar 16 Ilir Palembang memberikan tantangan tersendiri bagi sejarawan, akademisi dan instansi terkait untuk mengungkap asal usul serta sejarah dibaliknya.


Dari 4 nisan kuno yang ditemukan di komplek pertokoan Tengkuruk Permai Blok C, 17 Ilir beberapa hari lalu telah berhasil dibaca satu nama, yaitu bertuliskan Faqod Intiqolad Illa Rohmatullahil Abror Nyiaji Nadirah Binti Kiai Abdul Aziz Palembani yang artinya kurang lebih 'telah berpulang ke Rahmatullah Nyiaji Nadiroh anak Kiai Abdul Aziz orang Palembang.

Lalu siapa Nyiaji Nadiroh anak Kiai Abdul Aziz Palembani ini?

Tersiar kabar Kiai Abdul Aziz bapak Nyiaji Nadiroh tersebut adalah seorang ulama di Palembang yang merupakan khatib dan imam di Masjid Lama pada abad 19.

Menyikapi hal itu, ulama Palembang, KH Mal An Abdullah meminta jangan terburu-buru menyimpulkan. Sebab referensi mengenai asal usul nisan tersebut sangat minim.

“Itu masih harus kita selidiki. Jadi itu tantangan bagi kita untuk memastikan. Saya kira mereka (makam dengan nisan kuno) adalah bangsawan dari Kesultanan Palembang Darussalam pada periode itu,” kata Mal An yang juga penggagas Lembaga Kajian Naskah Melayu (LKNM) UIN Raden Fatah Palembang, Kamis (20/1).

Mantan Kepala Kanwil Kemenag Sumsel ini menyampaikan, perlu ada sumber dan data kuat untuk mengetahui siapa sebenarnya sosok Kiai Abdul Aziz dan nama-nama lain yang ada di nisan kuno tersebut.

“Kita sama-samalah untuk mencari informasi itu untuk memastikannya. Termasuk juga mengetahui situasi keislaman pada era itu,” ujar Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumsel itu.

Kepala Balai Arkeologi Sumsel, Wahyu Rizky Andifani mengatakan, kawasan yang menjadi lokasi penemuan nisan kuno tersebut memang merupakan kawasan situs bersejarah di Palembang.

“Oleh sebab itu, siapapun pihak yang melakukan pembangunan di kawasan situs bersejarah hendaknya lebih berhati-hati. Termasuk melaporkan setiap adanya temuan benda-benda yang punya nilai sejarah,” tegasnya.

Menurut Wahyu, enam nisan kuno yang bertuliskan Arab Melayu ini diduga milik para bangsawan Kesultanan Palembang Darussalam.

“Mereka ini dugaan kuat kita adalah bangsawan Kesultanan Palembang Darussalam. Karena yang memiliki nisan ini pastinya orang-orang memiliki kemampuan untuk membeli nisan ini. Apalagi batu nisan ini kemungkinan didatangkan dari Bangka Belitung,” terangnya.