Perkembangan teknologi digital saat ini diakui banyak dimanfaatkan untuk berkreatifitas oleh anak muda, khususnya mahasiswa. Tidak sedikit mahasiswa Indonesia sukses menjadi konten creator atau youtuber, maupun tiktokers.
- Melihat Workshop Teknologi Penambahan Ekstrak Daun Sirih Cina dan Vitamin E pada Domestikasi Ikan di Desa Burai
- India Larang Penjualan Smartphone China di Bawah Rp2 Juta
- Saham Intel Merosot 8 Persen Akibat Melemahnya Permintaan PC
Baca Juga
Dihimpun dari berbagai sumber, ada dua perguruan tinggi negeri (PTN) yang akhirnya membuka jalur masuk khusus bagi para Youtuber atau pemilik akun Youtube, mengingat Youtube telah banyak digandrungi oleh anak muda. Keduanya yakni UPN Veteran Jakarta (UPNVJ) dan Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Selain itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) juga berencana menjadikan Startup Digital sebagai mata kuliah wajib mahasiswa di tahun 2022 mendatang.
Menanggapi kondisi ini, Pengamat Pendidikan dari UIN Raden Fatah Palembang, Prof Abdullah Idi mengatakan, memang tidak semua perkuliahan menentukan pekerjaan seseorang. Meski pada umumnya program studi yang dipilih anak-anak muda akan berkaitan dengan masa depannya.
“Teknologi digital itu hanya penunjang saja, instrumen pendukung kreatifitas mahasiswa. Termasuk juga pendukung bidang pendidikan, misalnya teknologi dalam pertanian,” ujarnya.
Menurutnya tidak salah mahasiswa menjadi Youtuber. Asalkan dia tahu apa tujuan menjadi konten creator, akan lebih baik jika materi kontennya berkaitan dengan disiplin ilmunnya. “Saya sendiri berpendapat basis keilmuan tetap utama,” imbuhnya
- Usai Bobol Kosan Mahasiswa, Erwin Disergap di Perumahan Pemda OKU
- Kesal Selalu Tolak Ajakan, Seorang Mahasiswa di Palembang Perkosa Pacar
- Tidak Cuma Tambang, Gibran Ingin Hilirisasi Sentuh Sektor Digital