Tambang Batubara Meledak, 52 Penambang di Kemerovo Siberia Tewas

Petugas saat berusaha memberikan bantuan penyelamatan dalam tragedi ledakan Tambang Listvyazhnaya. (Istimiewa/rmolsumsel.id)
Petugas saat berusaha memberikan bantuan penyelamatan dalam tragedi ledakan Tambang Listvyazhnaya. (Istimiewa/rmolsumsel.id)

Kematian 52 penambang di wilayah Kemerovo, Siberia, adalah bencana dan pukulan besar bagi pemerintahan Vladimir Putin.


Presiden dalam pernyataan resminya pada Kamis (25/11) menyampaikan duka cita mendalam atas peristiwa tersebut, dan berharap penyelidikan segera dilakukan.

"Saya telah berbicara dengan gubernur Wilayah Kemerovo dan kepala layanan penyelamatan beberapa kali. Mereka melakukan segalanya dengan kekuatan mereka," katanya, kemudian menyesalkan bahwa korban kemudian bertambah.

"Korban yang meninggal, itu adalah tragedi besar bagi keluarga dan semua kerabatnya," ujar Putin.

Ucapan belasungkawa Putin muncul bersamaan dengan kunjungan kerja Presiden Serbia Aleksandar Vucic di Sochi.

Vucic menyampaikan duka cita mendalam atas tragedi tersebut.  

Kebakaran di tambang Listvyazhnaya terjadi pada Kamis pagi. Mulanya dilaporkan 11 orang tewas dan puluhan lainnya terjebak di dasar tambang. Laporan terbaru kemudian mengatakan bahwa semua orang yang terjebak tidak bisa diselamatkan.

Kantor pengawas pengawasan teknologi Siberia Rostekhnadzor menerima laporan alarm asap dan ledakan di galeri ventilasi tambang batu bara pada Kamis pagi. Menurut Kementerian Darurat, emisi asap dan ledakan berikutnya terjadi pada kedalaman 250 meter.

Seorang sumber di layanan darurat mengatakan kepada TASS, debu batu bara di galeri ventilasi telah terbakar dan  menyebar ke seluruh tambang batu bara.

Tambang Listvyazhnaya adalah bagian dari SDS-Holding, yang dimiliki oleh Siberian Business Union milik swasta.

Gubernur wilayah Kemerovo, Sergei Tsivilev, mengumumkan tiga hari berkabung untuk para korban di wilayah tersebut.