Bahaya judi online terus digaungkan di masyarakat untuk mencegah terjerat dalam praktik tersebut. Salah satu inisiatif dilakukan oleh SMKN 1 Palembang dengan menciptakan simulasi aplikasi judi online.
- Pemilihan Ketua PGRI Sumsel Diwarnai Aksi Unjuk Rasa, Massa Sebut Proses Tidak Transparan
- Borong Penghargaan Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional, Kurniawan: Kita Komitmen Majukan Pendidikan di Muara Enim
- Soal Penerapan PTM, DPRD Sumsel: Pemerintah Harus Pastikan Keamanan dan Kesiapannya
Baca Juga
Simulasi ini bertujuan untuk memberikan edukasi langsung tentang risiko dan konsekuensi dari judi online. Guru Jurusan Teknik Komputer (TKJ) SMKN 1, Arie Septiadi, menjelaskan bahwa aplikasi judi online tersebut dibuat dengan bantuan komputer dan disetting sedemikian rupa sehingga pemain tidak akan pernah menang.
Contoh permainan yang ditampilkan adalah tebak empat angka, di mana admin judi mengatur agar pemain sempat menang di awal untuk menarik minatnya untuk terus bermain.
"Setelah pemain top up dalam jumlah besar, admin akan mengatur agar pemain kalah dalam permainan berikutnya. Dalam dua kali kalah, saldo pemain dapat habis," ungkap Arie.
Misalnya, jika seorang pemain menang lima kali dengan total kemenangan Rp 5 juta dan kemudian melakukan top up Rp 5 juta lagi, saldo totalnya menjadi Rp 10 juta. Namun, jika pemain kalah dua kali, saldo tersebut bisa langsung lenyap.
Aplikasi ini dibuat sebagai bahan ajar agar siswa memahami bahaya judi online dan menghindarinya. “Jika hanya sosialisasi verbal tanpa bukti, kurang meyakinkan,” tambah Arie.
Wakil Kepala Humas SMKN 1 Palembang, Eti, mengungkapkan bahwa simulasi ini akan dikembangkan lebih lanjut dengan menggandeng pemerintah, seperti kelurahan, untuk mensosialisasikan bahaya judi online secara nyata kepada masyarakat. "Kita ingin masyarakat semakin tahu, sebab bahaya judi ini sudah sangat meresahkan," katanya.
Selain itu, SMKN 1 Palembang juga merencanakan pengembangan aplikasi pendeteksi asap rokok. Aplikasi ini menggunakan sensor untuk mendeteksi asap rokok di lingkungan sekolah, baik di dalam maupun di luar ruangan.
"Sensitivitas sensor akan dibuat lebih tinggi agar dapat mendeteksi asap dengan lebih efektif," pungkas Eti.
- Optimalkan PJJ, 400 Tutor PAUD se-Sumsel Belajar Buat Konten Video Pembelajaran
- Dapat Pembekalan Manajerial, 49 Calon Kepala Sekolah di OKI Siap Menjabat
- Aduh ! Sekolah di Zona Merah dan Oranye Nekat Buka Pembelajaran Tatap Muka