Ilmu Jurnalistik Untuk Bekal Santri Pondok Pesantren

Pelatihan photografi jurnalistik dan Videografi di Aula PP Kiai Marogan Palembang, Rabu (17/12). (Handout/RMOLSumsel.id)
Pelatihan photografi jurnalistik dan Videografi di Aula PP Kiai Marogan Palembang, Rabu (17/12). (Handout/RMOLSumsel.id)

Komunitas Fotografi di Palembang yang tergabung dalam Komunitas Ghompok bersama Marogan TV Palembang, Pondok Pesantren (PP) Kiai Marogan Sekolah Alam Talang Betutu Palembang menggelar pelatihan photografi jurnalistik dan Videografi di Aula PP Kiai Marogan Palembang, Rabu (17/12).


Dalam sambutannya, Ustadz Abdul Rohman, Mudir PP Kiai Marogan Palembang mengatakan, di era digital sekarang, kehadiran media sosial (Medsos) sudah tidak bisa dibendung. Ragam informasi sudah masuk di semua kalangan, termasuk di pondok pesantren, melalui handphone yang dilengkapi jaringan internet.

Oleh sebab itu, menurut alumnus PP Sabilul Hasanah Banyuasin Sumatera Selatan ini, para santri PP Kiai Marogan Palembang harus bisa memanfaatkan kehadiran Medsos, sehingga para santri mampu mengiringi perkembangan teknologi dan perubahan zaman.

“Sekarang ini Medsos banyak digunakan orang untuk mencari uang. Bukan tidak mungkin, para santri juga bisa membuat konten yang baik tentang pesantren, dan nantinya bisa juga menambah informasi positif tentang pondok kepada masyarakat. Alhamdulillah, kalau dari konten yang dibuat santri bisa menghasilkan uang, kan lumayan bisa menambah duit jajan. Syukur-syukur bisa membantu pesantren juga,” ujarnya.

Melalui pelatihan ini, Ustadz Abdul Rohman mengharapkan para santri Kiai Marogan dapat mengetahui perkembangan teknologi, juga menguasai media, baik teknis dan non teknis, apalagi PP Kiai Marogan sudah memiliki Marogan TV.

“Kami di pondok ini punya Marogan TV. Para santri nantinya harus bisa menguasai media dan Marogan TV akan kita maksimalkan bersama para santri dan ustadz yang sudah ikut pelatihan ini. Ke depan kita berharap Marogan TV akan bisa menjadi nilai tambah bagi pesantren ini,” tegasnya.

Ustadz Abdul Rohman juga menjelaskan, bila para santri sudah memiliki kreatifitas dan menguasai ilmu media massa dan menyeimbangkan keterampilan jurnalistiknya dengan dengan Medsos, photografi dan Videografi, nanti setelah tamat dari pesantren tidak perlu lagi berharap atau mencari pekerjaan lain, baik menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) di pemerintah, atau menjadi karyawan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

“Bila keterampilan di media bisa dimaksimalkan, apalagi kita punya Marogan TV, para santri tidak usah lagi bingung nak jadi PNS , nak jadi karyawan perusahaan. Sebab para santri sudah punya keterampilan atau skill yang bisa menghidupi dirinya dan pondok. Jadi yakinlah, kalau ilmu jurnalistik, apakah Fotografi atau Videografi sudah dikuasai, diiringi dengan terus berdzikir, Insya Allah rejeki akan semakin mudah dan terbuka,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Ahmad Rizki Prabu, mewakili Komunitas Ghompok Palembang mengatakan, lembaga yang saat ini menjadi tempat dan ruang bagi para kreator photografer dan videografer ini, baru terbentuk di awal Bulan Desember 2023.

Salah satu kegiatan kedua yang dilakukan pada akhir tahun ini, menurut Prabu, dalam bentuk pelatihan jurnalistik photografi dan videografi di PP Kiai Marogan Palembang, dengan menggandeng Lembaga Pendidikan Pers Sriwijaya (LP2S) Palembang. 

“Ghompok ini baru terbentuk di awal Bulan Desember. Kegiatan yang kita lakukan hari ini, merupakan kegiatan kedua, setelah sebelumnya kami juga menggelar kegiatan di tempat lain dalam event festival media di Palembang. Menutup tahun ini, sengaja kami gelar acara ini, bekerjasama dengan Marogan TV, LP2S Palembang", ujar Prabu–paggilan akrab Ahmad Rizki Prabu.

Lebih lanjut, mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang ini menjelaskan, pelatihan ini merupakan salah satu program jangka panjang Ghompok.

“Tujuannya, kami ingin berbagi ilmu kepada setiap komunitas anak muda, terutama tentang keilmuan jurnalistik photografi dan videografi di Palembang,” tambahnya.

Prabu menambahkan, para santri sebagai bagian dari anak muda Indonesia harus ikut serta dan andil dalam penguasaan teknologi, baik melalui Photografi dan Videografi. Sebab menurut Prabu, dengan menguasai teknologi dan media yang dimiliki pesantren seperti Marogan TV, akan sangat membantu penyebaran informasi tentang perkembangan pesantren, khususnya bagi PP Kiai Marogan Palembang.

Oleh sebab itu, pondok pesantren, merupakan salah satu diantara sasaran Ghompok dalam melakukan pelatihan di tahun berikutnya. Menurut Prabu, selama ini mungkin beberapa komunitas seperti Ghompok, sebelumnya sudah banyak melakukan pelatihan serupa. Tetapi di masa mendatang, Ghompok akan lebih menguatkan pelatihan seperti ini, dengan konten yang berbasis pesantren.

“Menurut kami, pesantren pasti punya kisah unik dalam keseharian santri yang tidak banyak diketahui masyarakat di luar pesantren. Hal ini akan menjadi tema unik yang perlu dijadikan konten, sehingga karya santri akan punya nilai plus dibanding lainnya,” ujarnya.

Hadir sebagai mentor pada pelatihan ini, aktifis Ghompok Palembang, Ahmad Prabu Rizki, menyampaikan materi Dasar-Dasar Photografi, Dimas Cahaya Saputra, tentang Videografi, dan Pemimpin Redaksi kabarsumatera.com, Imron Supriyadi, tentang dasar-dasar dan teknik menulis berita.

Pelatihan ini diikuti para santri, para ustadz dan pengasuh PP Kiai Marogan Palembang, sejumlah mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang jurusan Jurnalistik. Di akhir pelatihan, dilakukan foto bersama, para mentor dan para peserta.