Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Gambut resmi menjadi kurikulum muatan lokal bagi siswa Sekolah Dasar (SD) kelas 4,5 dan 6 yang ada di Sumsel. Nantinya kurikulum DAS dan Gambut akan diuji coba di dua kabupaten yakni, Banyuasin dan Ogan Komering Ilir (OKI).
- Pemkot Palembang Bongkar Bangunan Liar di Atas DAS untuk Atasi Banjir
- MAKI Desak KPK Monitoring dan Penyelidikan Proyek DAS Ampal Balikpapan
- DPRD Sumsel Beri Rekomendasi Ke Gubernur Terkait Aktivitas Pertambangan Batubara
Baca Juga
Materi baru muatan lokal tersebut merupakan inisiasi yang digalang Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel bekerja sama dengan International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF) Indonesia.
Ketua Forum Koordinasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sumsel Syafrul Yunardy mengatakan, penanaman pengetahuan terhadap DAS dan Gambut kepada siswa sekolah menjadi penting mengingat kondisi wilayah Sumsel yang banyak dialiri sungai maupun wilayah gambut yang luas.
Selain itu, siswa SD juga diajarkan betapa berbahayanya kebakaran hutan yang pernah terjadi di sebagian besar wilayah gambut di Sumsel.
“Jadi ancamannya memang ke gambut, sehingga memerlukan perhatian khusus agar bisa dikelola dan dipahami secara benar,” kata Yunardi, Kamis (25/5).
Kurikulum yang menyasar pada siswa SD ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan dasar. Sehingga, ketika sudah dewasa dapat mengambil tindakan yang tepat ketika berinteraksi dengan DAS dan Gambut.
“Harapannya ini bisa lanjutkan dari sisi perluasan di kabupaten kota lainnya, maupun dari sisi peningkatan di tingkat pendidikan di SMP hingga SMA,” tambahnya.
Direktur Utama ICRAF Indonesia Sonya Dewi menerangkan, ekosistem gambut yang besar di Sumsel ini menjadi hal penting bagi kehidupan.
Akan tetapi, pengelolaan yang tidak tepat akan berakibat pada kerusakan dan potensi bencana yang cukup besar.
“Salah satu sebabnya adalah minim pengetahuan tentang karakteristik dan praktek pengelolaan. Oleh karena itu, upaya bersama dalam mengelola ekosistem gambut adalah sebuah keharusan salah satunya adalah melalui pengenalan tentang gambut sejak dini,” jelas Sonya.
Sementara itu, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) Sumsel Edward Chandra menyampaikan, peluncuran kurikulum ini diharapkan dapat mengubah mindset terhadap kepedulian pemeliharaan ekosistem Gambut di wilayah Sumsel.
“Kita akan dorong, dan minta agar ini (kurikulum) bisa segera diterapkan di beberapa daerah lain yang memiliki area gambut luas seperti Musi Banyuasin,” tegas Edward.
Edward menjelaskan, kurikulum ini nantinya akan dibagi menjadi dua bagian yaitu diintegrasikan dengan mata pelajaran lain seperti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau menjadi muatan lokal.
Dia menilai, melalui adanya kurikulum ini juga akan bermuara pada pencegahan potensi bencana yang ada seperti yang paling krusial yaitu kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
“Tentu ini arahnya kesitu (Karhutla) karena gambut ini kan kalau sudah terbakar akan susah dipadamkan, sehingga membutuhkan kepedulian,” tutupnya.
- Sumsel Perkuat Swasembada Pangan dengan Cetak Sawah dan Optimalisasi Lahan Rawa
- Melebihi Target, Pilkada Lubuklinggau 2024 Catatkan Partisipasi Pemilih 80,3 Persen
- Mobil Bus yang Terparkir Depan Bengkel Hangus Terbakar, Satu Orang Tewas Terpanggang