Pupuk Mahal, Harga Gabah Anjlok, Petani di OKU Timur Menjerit

Petani di OKU Timur memanen padi/Foto:Amizon
Petani di OKU Timur memanen padi/Foto:Amizon

Meski hasil panen melimpah, namun harga jual Gabah Kering Panen (GKP) atau padi di tingkat petani dalam wilayah Kabupaten OKU Timur, merosot drastis dari Rp 6000 menjadi Rp 4000 perkilo. 


 Kondisi ini membuat para petani di daerah Lumbung Pangan tersebut mengeluh dan berharap Pemerintah Kabupaten OKU Timur dapat turun tangan menanggulangi permasalahan tersebut. 

Seperti yang diungkapkan salah seorang petani di Kecamatan BP Peliung, Kabupaten OKU Timur, Supri (42). Kata dia, pemerintah seharusnya melakukan penanggulangan atau penyerapan hasil panen dari petani agar harga jual gabah dapat stabil.

“Saat ini harganya anjlok menjadi Rp 4 ribu per kilogram. Sudah turun, pembeli jarang ada, jelas kami bingung. Belum lagi para tengkulak yang dengan leluasa memainkan harga,” ungkapnya, Minggu (21/4).

Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah harus tidak turun tangan melakukan tindakan untuk menanggulangi hasil panen yang melimpah saat ini.

“Pemerintah bisa saja menyerap gabah hasil panen dari petani. Jika ini dilakukan, harga gabah bisa stabil karena para tengkulak akan mengikuti harga dari pemerintah,” ujarnya.

Senada diungkapkan Komar (45), petani di Kelurahan Paku Sengkunyit, Kecamatan Martapura, bahwa harga gabah pada panen kali ini hanya Rp 3.800 sampai Rp 4.000 per kilogram.

“Sebelumnya harga gabah Rp 6000 per kilogram. Saya mengelola sawah kurang dari satu hektar, dengan harga gabah yang murah seperti saat ini, saya menjual separuh, sisanya disimpan buat makan," tuturnya.

Dia berharap, harga gabah bisa menyentuh harga minimal harga Rp 5.500 per kilogram agar petani bisa mengimbangi pengeluaran untuk modal dan kebutuhan pokok sehari-hari.

"Sebab pupuk sekarang ini dijatahi hanya 5p kilogram, walaupun garapan sawah kita luas. Jadi untuk memenuhi kebutuhan pupuk, kami terpaksa beli pupuk tambahan non subsidi," ujarnya.

Maka dari itu, dirinya juga berharap pemerintah turun tangan langsung ke lapangan guna mengecek ketersediaan pupuk.

"Karena pupuk subsidi saja sekarang harga di pengecer untuk jenis urea 50 kilogram Rp 150.000. Jadi kami sangat berharap pemerintah atau instansi terkait untuk benar-benar mengecek secara langsung pendistribusiannya di tingkat pengecer," tandasnya.