Puluhan Pasangan Suami Istri di Muara Enim Ikut Sekolah Pengantin Anyar

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kabupaten Muara Enim menggelar kegiatan SeTiA (Sekolah Pengantin Anyar) di Hotel Grand Zuri Muara Enim). (noviansyah/rmolsumsel.id)
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kabupaten Muara Enim menggelar kegiatan SeTiA (Sekolah Pengantin Anyar) di Hotel Grand Zuri Muara Enim). (noviansyah/rmolsumsel.id)

Dalam rangka memberikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan bagi pasangan pengantin baru, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kabupaten Muara Enim menggelar kegiatan SeTiA (Sekolah Pengantin Anyar). 


Kegiatan ini diikuti oleh 30 pengantin baru se-Kabupaten Muara Enim yang diselenggarakan selama dua hari dari tanggal 9-10 November 2022 di Hotel Grand Zuri Muara Enim, Rabu (9/11).

Kegiatan tersebut dibuka oleh Pj. Bupati Muara Enim yang diwakili oleh Kabid Pemenuhan Hak Anak, Reni Anggraini, dan dihadiri instansi terkait serta 30 pengantin baru se-Kabupaten Muara Enim. 

Menurut Ketua Pelaksana, Vivi Mariani yang diwakili Ida Mariani, mengatakan bahwa kegiatan pendidikan untuk pasangan yang baru menikah bertujuan untuk memberikan pengetahuan keterampilan dan kemampuan bagi pasangan pengantin baru. 

Sehingga memiliki bekal yang memadai dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Selain itu juga, untuk mencegah dan mengurangi berbagai masalah sosial dan hak-hak asasi manusia yang berhubungan dengan perkawinan dan keluarga.

"Peserta yang ikut 30 orang atau 15 pasang yang dipilih benar-benar baru menjadi pengantin," ujarnya.

Sementara itu, Bupati Muara Enim yang diwakili Kabid Pemenuhan Hak Anak Reni Anggraini mengatakan, pernikahan tidak hanya menyatukan dua individu tetapi juga menyatukan dua keluarga besar yang berasal dari latar belakang berbeda. 

Sehingga butuh pemahaman yang matang dan bijaksana dalam menjalaninya apalagi pernikahan bukan hanya untuk jangka waktu yang sebentar.  "Harapannya kan bertahan lama sampai maut memisahkan. Jadi menikah tidak cukup hanya saling cinta, menyalurkan hasrat seksual, berkasih sayang dan sebagainya, namun butuh jiwa yang kuat untuk menjalani kehidupan yang pastinya tidak hanya suka duka dan kekecewaan juga harus diterima dengan lapang dada sebagai ujian untuk lulus pada tahap hidup selanjutnya," ungkapnya. 

Menurutnya, penguatan ikatan perkawinan bisa dilakukan sejak sebelum pernikahan agar kedua pasangan mempunyai pandangan yang sama terhadap perkawinan. Bagaimana kedua belah pihak menyelesaikan konflik, bagaimana hal interaksi sebagai suami istri yang sebelumnya bukan siapa-siapa menjadi 24 jam bersama.

Salah satu upaya yang sangat penting agar menjadi keluarga yang tentram sakinah, mawaddah warohmah adalah mengikuti pendidikan berumah tangga.

"Kepada peserta untuk sungguh-sungguh mengikuti kegiatan pendidikan ini. Mudah-mudahan apa yang disampaikan oleh  narasumber dapat memberikan manfaat dan bekal dalam menjalani rumah tangga sehingga terjadi kita berikan yang sakinah mawaddah warahmah dan langgeng hingga maut memisahkan," pungkasnya.