Proses Perekaman Pemilih Pemula Terkendala Alat, Disdukcapil Lubuklinggau Jemput Bola

Petugas Disdukcapil Lubuklinggau terus melakukan jemput bola perekaman E-KTP untuk pemilih pemula. (Ansyori Malik/RMOLSumsel.id)
Petugas Disdukcapil Lubuklinggau terus melakukan jemput bola perekaman E-KTP untuk pemilih pemula. (Ansyori Malik/RMOLSumsel.id)

Proses perekaman E-KTP untuk pemilih pemula dalam Pemilu 2024 terus dikebut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Lubuklinggau.


Kepala Disdukcapil Kota Lubuklinggau, Ikbal mengatakan total terdapat 5.000 pemilih pemula yang masih aktif sekolah. Dari jumlah tersebut, sudah 4.000 pemilih pemula yang melakukan perekaman.

"Dia itu kan ada dua yang data pemilih pemula yakni yang masih sekolah dan yang tidak sekolah itu ada 7.000. Kalau yang pemilih pemula yang masih sekolah ada 5.000," kata Ikbal dikonfirmasi pada Jumat, (26/1).

"Yang sudah perekaman 4.000. Jadi tinggal 1.000 pemilih pemula lagi yang belum perekaman," ujarnya.

Saat ini, pihaknya terus mengejar 1.000 pemilih pemula lagi yang belum perekaman. Dimana tambah Ikbal, petugas di lapangan terus melakukan jemput bola dengan mendatangi ke sekolah-sekolah untuk perekaman kepada pelajar yang sudah usia 17 tahun.

"Kita terus kejar sisanya yang 1.000, ini masih kita lakukan dan tim tiap hari turun ke sekolah-sekolah. Tapi ada juga yang mereka datang langsung ke kantor Capil," ungkapnya.

Untuk kendala, menurutnya sejauh ini yaitu dari sisi peralatan. Sebab peralatan yang diturunkan hanya satu sehingga kurang maksimal.

"Kendalanya paling dari sisi peralatan itulah. Karena peralatan terbatas, jadi kurang maksimal. Jadi butuh waktu yang agak panjang,”ujarnya.

Kata Ikbal, alat perekaman yang dimiliki pihaknya hanya ada dua unit. Sedangkan yang dibawa untuk jemput bola 1 unit. Sehingga hal tersebut yang membuat proses perekaman agak lambat.

"Kalau kita bawa semua, di kantor nanti tidak ada pelayanan nanti. Jadi kita pelayanan jemput bola hanya di jam sekolah saja," bebernya.

Sementara itu untuk blangko E-KTP sendiri dikatakannya saat ini masih aman. Sebab kata Ikbal dari Pusat sudah ada stok.

"Tergantung dari pusat ngasuh berapa. Karena dibagi-bagi se Indonesia. Dia lihat jumlah penduduk. Kalau usulan kita sekali ngusul 10 ribu. Tapi biasanya 2.000, 4.000 blangko," kata dia.