Sumatera Selatan memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar, mencapai 446.572 megawatt (MW) berdasarkan data terbaru dari Institute for Essential Services Reform (IESR).
- Kajian IESR: Indonesia Miliki 333 GW Potensi Proyek Energi Terbarukan yang Layak Finansial
- Berkah Sungai Endikat, PLTM Green Lahat Hasilkan Listrik Tanpa Byarpet Bagi Warga Dua Wilayah
- Ambisi PLTP Lumut Balai, Terangi 110 Ribu Rumah Dari Panas Bumi
Baca Juga
Namun, pemanfaatan potensi ini masih jauh dari maksimal, dengan kapasitas terpasang baru mencapai 989 MW atau sekitar 4,7 persen dari total potensi.
Rincian data menunjukkan bahwa kapasitas terpasang energi terbarukan di provinsi ini terdiri dari 7,75 MW energi surya, 21,96 MW energi hidro, 813,41 MW bioenergi, dan 146 MW panas bumi. Angka ini mengindikasikan peluang besar untuk pengembangan sektor energi surya dan hidro.
"Energi surya dan hidro merupakan dua sektor yang sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut di Sumatera Selatan. Potensi besar ini harus dioptimalkan agar transisi energi berjalan maksimal," ujar Raden Raditya Yudha Wiranegara, Manager Riset IESR, dalam webinar bertajuk “Unlocking Potential: Optimalisasi Energi Terbarukan Sumatera Selatan untuk Masa Depan Berkelanjutan” yang diselenggarakan oleh Generasi Energi Bersih Chapter Palembang, Sabtu (17/5/2025).
IESR mencatat potensi energi surya di Sumatera Selatan mencapai 441.150 MW, sementara potensi energi hidro sebesar 287 MW. Selain itu, sumber daya bioenergi juga melimpah seiring dengan karakteristik agraris provinsi tersebut.
Meskipun potensi sangat besar, pengembangan energi terbarukan di Sumatera Selatan menghadapi sejumlah tantangan. Dominasi energi fosil dalam bauran energi nasional dan minimnya insentif untuk energi terbarukan menjadi hambatan utama. Selain itu, proyek energi terbarukan seringkali dianggap berisiko tinggi oleh investor akibat ketidakpastian kebijakan dan isu kelayakan proyek atau bankability.
Radit menekankan perlunya penguatan komitmen dari pemerintah pusat dan daerah. Upaya ini dapat dilakukan melalui penguatan regulasi, percepatan pengadaan lahan melalui mekanisme Online Single Submission (OSS), serta penetapan target yang jelas dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk menjamin alokasi lahan bagi pengembangan energi terbarukan.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Chapter Palembang Generasi Energi Bersih (Gen-B), Bagas Pratama, menyoroti peran penting generasi muda dalam mendorong dan menyukseskan transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau bahkan lebih cepat.
"Generasi muda adalah kelompok yang akan paling terdampak oleh kebijakan energi di masa depan, sekaligus memiliki tanggung jawab menjadi aktor aktif dalam mengawal proses transisi energi ini," kata Bagas.
Sebagai komunitas yang fokus pada isu energi bersih, Gen-B Palembang hadir sebagai jembatan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, sektor swasta, dan akademisi untuk mempercepat adopsi energi terbarukan di Sumatera Selatan.
"Melalui edukasi dan diskusi seperti webinar ini, kami berharap masyarakat, terutama generasi muda, semakin memahami pentingnya peran bersama dalam memastikan transisi energi berjalan dengan adil dan inklusif," pungkas Bagas.
- Kajian IESR: Indonesia Miliki 333 GW Potensi Proyek Energi Terbarukan yang Layak Finansial
- Presiden Prabowo Resmikan Enam PLTS di Wilayah 3T untuk Dorong Energi Terbarukan
- PLN Pacu Pemanfaatan Energi Terbarukan untuk Masa Depan Berkelanjutan