Masa liburan usai, para santri kembali ke pondok pesantren tempat mereka menimba ilmu. Termasuk Pondok Modern Gontor. Sayangnya, tujuh temuan kasus Covid-19 yang teridentifikasi berdasar hasil tes usap PCR.
- Disdik Perpanjang PJJ, Guru Harus Tetap Aktif
- Universitas Sriwijaya Kembali Tambah Guru Besar
- Sebanyak 3 Paud 90 SD dan 30 SMP di Palembang Mulai Laksanakan PTM Terbatas
Baca Juga
Mereka yang menjalani tes adalah para santri/calon santri di Pondok Modern Gontor Kampus 2, Ponorogo, Jawa Timur, berasal dari luar daerah.
Hal ini mengacu data resmi yang dikeluarkan Pemkab dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Ponorogo, sejak Minggu (6/7/2020), yang mengonfirmasi kasus pertama santri terpapar SARS-CoV-2 hingga Rabu (8/7/2020) yang mengumumkan adanya enam santri/calon santri baru terkonfirmasi positif COVID-19.
Pada kasus pertama, santri yang teridentifikasi positif corona berasal dari Sidoarjo. Kasus ini diketahui setelah Dinas Kesehatan Ponorogo mendapat informasi dari Dinkes Jatim bahwa ayah salah satu santri di Pondok Modern Gontor, dengan nama dan alamat disebut spesifik, positif COVID-19.
Selang dua hari kemudian, Rabu, Bupati Ponorogo Ipong Muchlisoni kembali mengumumkan hasil tes usap PCR di BPTKL Surabaya yang mengonfirmasi adanya enam santri, dari total 10 kasus baru, yang terkonfirmasi di Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Ponorogo.
Dari enam santri itu, dua orang di antaranya berasal Makassar, satu santri dari Manado, satu santri dari Banjarmasin, satu santri dari Ternate, dan satu santri lagi dari Gowa, Sulawesi Selatan.
Sama seperti santri terpapar COVID-19 pertama asal Sidoarjo, keenam santri asal luar Jawa ini diketahui masuk Pondok Gontor dengan membawa surat keterangan sehat, namun tanpa disertai hasil tes cepat (rapid test) COVID-19. "Pondok Modern Gontor Kampus 2 menegaskan bahwa selama ini tidak ada kasus COVID-19 di Pondok Modern Gontor.
Temuan kasus (pertama) bukan berasal dari lingkungan dalam Pondok Modern Gontor, tapi berasal dari luar pondok, yakni dari Sidoarjo," kata Wakil Pengasuh Pondok Modern Gontor Kampus 2, Muhammad Hudaya seperti diberitakan JPNN.com.
Ustaz Huda menegaskan kasus santri positif COVID-19 hanya terjadi di Pondok Modern Gontor Kampus 2, namun tidak terjadi di kampus cabang-cabang Gontor lainnya termasuk tidak di kampus Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor.
Oleh karenanya, pihaknya mengimbau kepada seluruh wali santri Pondok Modern Gontor Kampus 2 agar tetap tenang dan tidak panik.
"Situasi di kampus Pondok Modern Gontor Kampus 2 kami informasikan saat ini tetap berjalan dengan tenang, aman, kegiatan santri-santri berjalan sebagaimana mestinya dengan tetap menjalankan protokol kesehatan COVID-19," ujarnya.
Dijelaskan, Pondok Modern Gontor Kampus 2 telah melakukan kerjasama dengan jajaran pemerintah Kabupaten Ponorogo. Pengasuh pondok juga mempersilahkan petugas dari Satgas COVID-19 untuk melakukan tindakan-tindakan yang dibutuhkan, seperti melakukan tes cepat atau rapid test COVID-19 maupun tes usap PCR, terhadap orang-orang yang diidentifikasi terlibat kontak erat.
Sejak wabah corona melanda Indonesia dan ditetapkan status pandemi COVID-19, oleh pemerintah, Pondok Modern Gontor Kampus 2 terhitung sejak 15 Maret 2020 sudah tidak dibuka untuk umum. Hal itu sesuai Maklumat Pimpinan Pondok Modern Gontor No:3/PMDG/1441 Tentang Pencegahan Risiko COVID-19 di Kalangan Santri.
Salah satu isi maklumat itu berbunyi; melarang kunjungan wali santri dan tamu sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Sejak maklumat tersebut dikeluarkan seluruh aktivitas di Pondok Modern Gontor Kampus 2 disesuaikan dengan protokol ketat penanganan COVID-19, termasuk salah satunya mengurangi berbagai kegiatan santri. [ida]
- Banyak Diburu Calon Siswa, PPDB di SMAN 5 OKU Dilakukan Secara Selektif dan Ketat
- Kalimantan Timur Terpilih Jadi Tuan Rumah Rakernas JMSI III 2023
- Wali Kota Palembang Tunggu Instruksi Pusat Berlakukan Sekolah Tatap Muka