Peneliti Polsri Perbaiki Manajemen Usaha dan Kualitas Produk Sentra Wajan Cor Alumunium di Banyuasin

Peneliti Politeknik Sriwijaya saat melakukan pelatihan peningkatan kualitas produk pada UKM Mitra Mandiri di Kabupaten Banyuasin. (ist/rmolsumsel.id)
Peneliti Politeknik Sriwijaya saat melakukan pelatihan peningkatan kualitas produk pada UKM Mitra Mandiri di Kabupaten Banyuasin. (ist/rmolsumsel.id)

Sejumlah peneliti program Penerapan Iptek Masyarakat dari Politeknik Sriwijaya (Polsri) dan Institut Teknologi dan Bisnis Palcomtech menerapkan sistem manajemen usaha yang baik serta meningkatkan kualitas produk pada sentra industri wajan cor alumunium di Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin. 


Ketua Tim Peneliti, Hendradinata mengatakan, penelitian berpusat pada usaha kecil menengah (UKM) bernama Mitra Mandiri. UKM ini, sambungnya telah berdiri sejak 2010. Rata-rata pekerja masuk dalam kategori SDM rendah. 

"Dalam sehari, usaha ini memproduksi sekitar 30 buah wajan yang terdiri dari 14 ukuran," ujar Hendradinata didampingi peneliti lainnya, Jovan Febriantoko dan Hendra Hadiwijaya saat dibincangi, Kamis (15/9). 

Dia mengatakan, produk yang dihasilkan UKM ini masih kurang rapi. Sehingga mengurangi daya saing produk tersebut. Rendahnya pengetahuan mereka terkait manajemen usaha membuat catatan yang dihasilkan kurang dimengerti baik itu catatan keuangan maupun catatan administrasi lainnya menjadi permasalahan tersendiri.

"Sistem pemasaran yang saat ini digunakan terkategori konvensional dengan mengandalkan penjualan di kios pasar tradisional di seputar wilayah Sumsel," terangnya. 

Pengelola usaha juga belum bisa menggolongkan pendapatan dan pengeluarannya dengan baik sehingga belum bisa diketahui jumlah pendapatan secara pasti. Selain itu, pemilik usaha tidak mengetahui dalam perencanaan usaha di masa akan datang, pengelolaan persedian dan juga terkait manajemen usaha.  Kemudian, cap label pada produk mitra belum memiliki legalitas yang jelas. 

"Faktor ketidakmampuan dan keterbatasan SDM yang dimiliki menyebabkan mitra belum memanfaatkan digital marketing dengan baik," bebernya. 

Dari permasalahan itu, peneliti menganggap perlu dilakukannya sejumlah langkah intensifikasi usaha. Seperti memperbaiki kualitas produk wajan yang dihasilkan melalui teknologi tepat guna berupa mesin bubut wajan cor, pelatihan penggunaan alat teknologi tepat guna berupa mesin bubut wajan cor. 

Kemudian dari sisi manajemen usaha, perlu dilakukannya pelatihan dan pendampingan manajemen usaha, manajemen produksi, dan manajemen keuangan. Kemudian melakukan pengelolaan SDM sehingga meningkatkan daya saing mitra. 

"Di sisi pemasaran juga, pemilik usaha akan diajarkan memasarkan produk melalui e-commerce. Sehingga, daya saing usaha ini bisa meningkat dan penerapan Iptek juga bisa berjalan," bebernya. 

Tahapan penelitian, sambung Hendra nantinya akan dimulai dengan melakukan pelatihan penggunaan alat bubut wajan cor, pelatihan penggunaan e-commerce dan digital marketing, pelatihan manajemen usaha, pelatihan manajemen produksi, pelatihan pengelolaan SDM, Pelatihan Manajemen Keuangan dan Penyajian laporan keuangan serta evaluasi pelaksanaan kegiatan.

"Kegiatan ini dilaksanakan atas dana dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi," tandasnya.