Peneliti Politeknik Sriwijaya Dorong Desa Tanjung Pinang II Kembangkan Pusat Eduwisata Berbasis Lowcost Ecotourism

Peneliti Politeknik Sriwijaya foto bersama warga Desa Tanjung Pinang II. (ist/rmolsumsel.id)
Peneliti Politeknik Sriwijaya foto bersama warga Desa Tanjung Pinang II. (ist/rmolsumsel.id)

Dalam dua tahun terakhir, sejumlah peneliti dari Politeknik Negeri Sriwijaya yang dipimpin Riana Mayasari telah melakukan pengembangan Eduwisata Berbasis Lowcost Ecotourism Terintegrasi Science Techno Park di Desa Tanjung Pinang II, Kabupaten Ogan Ilir. 


Pengembangan di kawasan tersebut mengingat potensi wisata yang cukup besar. "Potensi wisata yang besar di desa ini memotivasi kami untuk menggagas program ini," kata Riana saat dibincangi, Kantor Berita RMOL Sumsel, Senin (4/12). 

Berkolaborasi dengan aparatur desa pada tahun 2021, mereka bersama-sama mengidentifikasi keindahan alam, kesenian, budaya, dan cerita rakyat yang kaya di Desa Tanjung Pinang II. Keputusan untuk menerapkan pengembangan Eduwisata menjadi langkah awal dalam perjalanan panjang mereka. 

"Kami berjuang bersama aparatur desa untuk mewujudkan rencana pengembangan wisata jangka panjang sejak 2021 hingga 2023," ujar Riana.

Hasilnya terlihat dengan tersedianya infrastruktur penunjang wisata, fasilitas pengunjung, pusat oleh-oleh, dan sentra kerajinan tenun serta pandai besi di lokasi wisata. 

"Fasilitas ini kami rancang untuk menarik lebih banyak wisatawan dan memberikan pengalaman yang tak terlupakan," kata Riana.

Program Matching Fund 2023 menjadi kunci pendanaan. Dalam program ini, mereka memberikan pelatihan, bimbingan, dan sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan aparatur desa. 

"Kami fokus pada pendanaan dari Dana Matching Fund 2023 untuk pengembangan Sumber Daya Manusia Desa," terang Riana. 

Pentingnya kontribusi dari berbagai pihak tercermin dalam kolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir. "Pemerintah Kabupaten membantu dengan penyumbangan infrastruktur jalan di areal wisata, meningkatkan kenyamanan bagi wisatawan," ungkap Riana.

Pemerintah Desa juga ikut berkontribusi dengan memberikan sumbangan pendanaan untuk fasilitas jalan, gazebo, dan berbagai penunjang lainnya.

Dalam menyikapi pelaksanaan program Matching Fund 2023, Riana sangat berharap, seluruh rangkaian kegiatan ini mampu mempercepat mewujudkan Eduwisata 'Teluk Perepat' yang mandiri dan sejahtera.

"Harapannya bukan hanya menjadi objek wisata unggulan di Kabupaten Ogan Ilir, tetapi juga memberikan dampak positif pada kesejahteraan masyarakat setempat," tandasnya.