Pencurian Kopi Marak di Pagar Alam, Petani Resah dan Minta Polisi Bertindak

ilustrasi petani kopi di Pagar Alam. (dok/rmolsumsel.id)
ilustrasi petani kopi di Pagar Alam. (dok/rmolsumsel.id)

Aksi pencurian buah kopi kian merajalela di Kota Pagar Alam, Sumatra Selatan. Harga jual yang tinggi sejak dua tahun terakhir membuat para pelaku nekat mencuri bukan hanya hasil panen yang sudah dikarungkan, tapi juga buah kopi yang masih menempel di batang pohon.


Pantauan di lapangan, hampir setiap pekan ada saja petani yang mengeluhkan kehilangan buah kopi, bahkan memposting kejadian itu di media sosial. Mereka berharap aparat kepolisian, khususnya Polres Pagar Alam, segera bertindak sebelum situasi semakin tak terkendali.

Salah satunya dialami Yulima, warga Dusun Petani, Pagar Alam Utara. Ia memperlihatkan sisa buah kopi berceceran di jalan depan rumahnya. Diduga, itu bekas curian kawanan pelaku yang menggondol sekitar dua karung besar hasil panennya.

"Ini kejadian sekitar jam tiga subuh. Dua karung kopi dicuri. Sisanya yang berserakan ini kami punguti sendiri," kata Yulima, Selasa (13/5).

Ironisnya, para pencuri kini makin brutal. Tak hanya mengincar kopi yang sudah dipanen dan disimpan, mereka bahkan berani beraksi di kebun saat pemilik tengah berjaga. Tak jarang mereka melawan ketika dipergoki, bahkan membawa senjata tajam.

Insiden berdarah hampir terjadi Senin malam (13/5) di kawasan kebun kopi Aur Duri, Kecamatan Dempo Tengah. Seorang pemilik kebun diserang sekelompok pencuri menggunakan badik setelah ketahuan melakukan aksinya. Beruntung, sabetan senjata tajam hanya mengenai jaket korban.

“Nyaris saja merenggut nyawa. Karena itu kami sepakat ronda malam dan patroli bersama warga,” kata Yandi, warga setempat.

Ia mendesak aparat kepolisian untuk segera mengusut tuntas jaringan pencuri kopi yang kian meresahkan masyarakat.

"Kami butuh jaminan keamanan. Polisi jangan tinggal diam. Ini sudah darurat," tegasnya.