Internet Satelit Masuk Desa, Pangkalan Tungkal Muba Tembus Blankspot dengan Starlink

ilustrasi/ist
ilustrasi/ist

Di tengah 56 desa blankspot di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), satu desa justru tampil sebagai pionir. Terisolasi tanpa sinyal, Desa Pangkalan Tungkal, Kecamatan Tungkal Jaya, nekat memasang internet satelit Starlink dengan dana desa sebesar Rp 37 juta.


Langkah ini dinilai terobosan berani. Perangkat, jaringan, router, dan instalasi dibeli langsung oleh pemerintah desa dan dikelola Karang Taruna. Hasilnya, 12 rumah warga kini bisa mengakses internet stabil. Biaya pemasangan dan iuran bulanan ditetapkan Rp 300 ribu per pelanggan.

“Target kami seluruh 250 KK di Dusun 1 bisa menikmati internet. Ini langkah kami mewujudkan desa terkoneksi dan mandiri,” ujar Kepala Desa Dedi Irawan, Minggu (11/5/2025).

Sebelumnya, upaya menghadirkan provider telekomunikasi gagal total. Pembangunan menara jaringan dinilai tak menguntungkan karena minimnya jumlah penduduk. Tak ingin terus terisolasi, desa memilih jalan sendiri: pasang Starlink.

Camat Tungkal Jaya, Yudi Suhendra, menyebut manfaatnya langsung terasa. “Desa ini dulunya benar-benar gelap sinyal. Sekarang bisa terhubung ke dunia luar,” katanya.

Kepala Dinas Kominfo Muba, Herryandi Sinulingga, menilai pendekatan ini sebagai model percepatan untuk wilayah tanpa jangkauan BTS dan fiber optik. Awalnya, Starlink memberi uji coba gratis selama sebulan. Setelah hasilnya memuaskan, desa memutuskan lanjut berlangganan dan mengelola layanan secara mandiri.

“Karang Taruna jadi operator. Kalau ini berkembang, BUMDes bisa menghasilkan PAD dan jadi contoh bagi desa lain,” kata Sinulingga.

Dengan 12 pelanggan awal, internet desa mulai bergulir. Harapannya, semakin banyak yang bergabung, biaya bisa ditekan dan pendapatan desa meningkat.

Desa Pangkalan Tungkal membuktikan, keterbatasan bukan alasan untuk menyerah. Ketika jaringan tak datang, mereka membangun sendiri jalur konektivitasnya.