Pemerintah Diminta Telusuri Penyebab Terdamparnya Etnis Rohingya di Aceh

Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Iskandar Usman Al-Farlaky/ist.
Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Iskandar Usman Al-Farlaky/ist.

Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Iskandar Usman Al-Farlaky, meminta pemerintah mengecek lebih jauh faktor penyebab ratusan etnis Rohingya terdampar di wilayah Aceh Utara dalam dua hari ini.


"Tapi pemerintah harus melakukan cross check faktor apa yang melatarbelakangi mereka terdampar di Aceh," kata Iskandar Usman kepada Kantor Berita RMOLAceh, Rabu, 16 November 2022.

Iskandar menyebutkan, Pemerintah Aceh perlu menggali informasi lebih jauh ihwal pendaratan etnis Rohingya itu ke Aceh. Pemerintah juga tidak bisa serta merta mendengar keterangan sepihak dari para imigran asal Myanmar ini.

Dia mengatakan, pendalaman informasi ini sangat penting untuk mengetahui dugaan keterlibatan agen-agen yang membawa etnis Rohingya ini masuk ke Indonesia melalui Aceh sebagai daerah transit.

"Kemudian mereka dibawa ke Malaysia atau daerah lain di Indonesia. Ini perlu penanganan serius dari pemerintah," jelasnya.

Politikus Partai Aceh (PA) ini meminta Pemerintah Aceh sesegera mungkin berkoordinasi dengan pemerintah pusat melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) terkait penanganan pengungsi etnis Rohingya di Aceh.

"Ini penting untuk memastikan apakah ada jaringan misalnya yang terlibat, baik itu terlibat perdanganan manusia atau lainnya," kata Iskandar.

Disisi lain, lanjut dia, DPR Aceh juga meminta pemerintah untuk memberikan bantuan penanganan terhadap imigran tersebut. Terlebih, dari jumlah pengungsi itu terdapat perempuan dan anak-anak.

"Secara kemanusiaan memang harus dilakukan penanganan dan memberikan bantuan sementara, baik itu berupa bahan makanan, kebutuhan bayi dan perempuan," ujarnya.

Sebelumnya, sebanyak 119 pengungsi etnis Rohingya kembali mendarat di Aceh Utara. Kali ini, mereka mendarat di wilayah pesisir pantai Desa Bluka Teubai, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara.

"Mereka mendarat sendiri mengunakan satu unit kapal kayu," kata Kabag Humas Pemkab Aceh Utara, Hamdani, kepada Kantor Berita RMOLaceh, Rabu, 16 November 2022.

Dari jumlah 119 orang Imigran etnis Rohingya tersebut, kata Hamdani, 61 orang di antaranya laki-laki dewasa, 36 perempuan, dan anak-anak di bawah 15 tahun sebanyak 22 orang. 

Satu hari sebelum 110 pengungsi etnis Rohingya juga mendarat di Aceh Utara. Mereka mendarat di wilayah pantai Desa Meunasah Lhok, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, Selasa, 15 November 2022 dini hari. 

"Mereka mendarat sendiri sekitar pukul 03.25 WIB," kata Kabag Humas Pemkab Aceh Utara, Hamdani, kepada Kantor Berita RMOLaceh, Selasa, 15 November 2022. 

Dari jumlah 110 orang Imigran etnis Rohingya tersebut, 72 orang di antaranya laki-laki dewasa, perempuan 31 orang, dan anak-anak di bawah 15 tahun sebanyak 5 orang serta balita 1 orang. 

Hamdani mengatakan keberadaan para pengungsi etnis Rohingya sebelumnya diketahui oleh nelayan warga desa setempat. Kemudian para nelayan mencoba musyawarah dengan perangkat desa. 

Menurut Hamdani, saat ini pengungsi Rohingya tersebut ditampung di meunasah kampung itu. Sejumlah pihak keamanan saat ini terlihat turut berjaga-jaga di lokasi tersebut. 

"Untuk itu, kita masing menunggu langkah selanjutnya," ujar Hamdani.