Pekan Depan, Seluruh SMP di Palembang Ditarget Terapkan PTM

Kepala Disdik Palembang, Ahmad Zulinto. (Alwi Alim/rmolsumsel.id)
Kepala Disdik Palembang, Ahmad Zulinto. (Alwi Alim/rmolsumsel.id)

Dinas Pendidikan (Disdik) Palembang menargetkan seluruh Sekolah Menengah Pertama (SMP)khususnya negeri di Kota Palembang untuk segera menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Hal ini menyusul kondisi Covid-19 yang semakin membaik di kota pempek.


Kepala Disdik Palembang, Ahmad Zulinto mengatakan target penerapan PTM bagi seluruh SMP di Palembang yaitu pada 13 September mendatang. Karena itu, bagi sekolah yang sudah siap silahkan untuk mengajukan. Namun, tidak serta merta langsung dibuka melainkan harus melalui verifikasi terlebih dahulu.

"Kalau sudah oke baru nanti kita buka pada pekan depan," katanya saat ditemui di Rumah Dinas Wali Kota Palembang, Rabu (8/9).

Untuk SMP Negeri, pihaknya mengutamakan 100 persen sudah dapat dibuka. Sedangkan, swasta tentu harus dilihat kesiapannya terlebih dahulu. Sedangkan, SD akan diupayakan menambah 3 SD Negeri dan 2 SD Negeri disetiap kecamatan di Kota Palembang. Sedangkan, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) akan ditambah sebanyak 3 sekolah lagi.

"Kalau SD dan PAUD ini mengajukan keberatan maka akan diberikan suatu kebijakan yakni tetap menggunakan Daring," terangnya.

Dia mengaku bagi sekolah yang sudah menerapkan PTM, tidak menutup kemungkinan akan ditutup kembali jika terjadi ketidak patuhan. Walaupun, tidak ada Covid-19 di dalamnya namun setiap aturan protokol kesehatan harus tetap ditaati. Seperti sistem antar jemput para siswa di sekolah. Nantinya, seluruh tim gugus tugas Palembang baik dari Disdik dan lain sebagainya akan melakukan patroli untuk memastikan protokol kesehatan ini.

"Jadi walaupun sudah dibuka akan tetap dievaluasi jangan sampai kejadian hal yang tidak diinginkan," ujarnya. 

Berdasarkan hasil evaluasi sejak 6 September lalu, pihaknya masih menemukan kerumunan dalam sistem antar jemput. Padahal, pihaknya sudah membagi waktu untuk para orangtua melakukan antar jemput. Menurutnya, hal ini mungkin dikarenakan orangtua terlalu senang anak mereka sekolah sehingga mengantar dan menjemput melebih batas waktu yang ditentukan.

Dia menjelaskan, saat ini jedah antar jemput setiap sesi itu 30 menit. Namun, terkadang orangtua melebih waktu tersebut sehingga bertabrakan dengan sesi pembelajaran berikutnya. Kedepan, pihaknya akan menambah jeda selama satu jam bagi orangtua untuk melakukan antar dan jemput di sekolah. 

"Saya juga meminta satgas sekolah untuk harus ditingkatkan. Karena seharusnya anak itu menunggu di dalam sekolah dan langsung naik jemputan untuk pulang. Sehingga, tidak menunggu yang berakibat kepada kerumunan," tutupnya.