Pedagang Ramai-ramai Tinggalkan Lapak, Separuh Pendapatan Retribusi Pasar Baru Hilang

Pasar Baru Baturaja/net
Pasar Baru Baturaja/net

Akibat para pedagang banyak meninggalkan los yang menjadi lapak jualan mereka di dalam areal Pasar Baru, membuat pendapatan retribusi  Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Unit Pasar Baru Baturaja Kabupaten Ogan OKU, berkurang hingga mencapai 30 persen.


Hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala Unit Pasar Baru, Andri Windra, kepada awak media di Baturaja, Selasa (2/5).

"Dulu, normalnya kita mendapat pemasukan di atas Rp70 juta dari retribusi bulanan. Nah, ini mau capai angka Rp50 juta saja susah," ungkap Andri.

Kondisi ini, kata dia, berdampak terhadap sering telatnya pembayaran gaji pegawai. 

“Hal ini terjadi pasca pandemi covid-19 lalu, dan berlangsung sampai saat ini. Mungkin waktu itu banyak yang pinjam uang bank dan banyak yang tak bisa bayar cicilannya,” ujarnya.

Belum lagi, lanjut dia, ditambah dengan kondisi banyaknya aplikasi belanja online yang membuat pembeli tidak perlu susah payah mendatangi toko untuk mendapatkan barang yang diinginkan. 

"Ini juga berdampak. Seperti halnya pedagang pakaian, banyak tutup karena kebutuhan bisa dibeli secara online," katanya.

Menurutnya, saat ini kondisi los atau kios di Pasar Baru sudah banyak yang kosong terutama di lantai dua.

“Dari total 1.300 lebih kios dan los di areal Pasar Baru, yang masih dihuni oleh pedagang hanya sekitar 40 persen lagi. Selebihnya, pedagang lebih memilih berjualan di bawah, bahkan kebanyakan di pinggir jalan,” ungkapnya.

Padahal, lanjutnya, kondisi bagian atas bangunan pasar tersebut masih layak huni. Namun pedagang lebih memilih jualan di bawah.

“Inilah yang bikin rugi pasar. Karena pedagang yang 'ngemper' di jalan itu tidak memberi konstribusi ke Unit Pasar Baru sebagai pengelola. Mereka hanya dipungut biaya kebersihan Rp2 ribu perhari.  Imbasnya, tentu ke kas daerah,” bebernya.

Kondisi seperti ini, tambah Andri, terjadi juga di unit-unit pasar lainnya seperti Unit Pasar Atas (pasar inpres). 

"Ada berbagai opsi untuk menyelamatkan Perumda Pasar ini secara umum. Seperti parkir di areal pasar, mungkin bisa diambil alih ke kami. Terus bongkar muat juga mungkin bisa diaktifkan lagi di areal pasar. Masalahnya sekarang, bongkar muat ini dilakukan di Pasar Ogan IV. Nah ini kita tidak tahu masuk kemana setorannya," pungkasnya.