Makan Durian Lalu Tenggak Miras, Pemandu Lagu di Muara Enim Meregang Nyawa

Sejumlah petugas saat meminta keterangan dari sejumlah saksi. (noviansyah/rmolsumsel.id)
Sejumlah petugas saat meminta keterangan dari sejumlah saksi. (noviansyah/rmolsumsel.id)

Seorang wanita pemandu lagu King's of Karaoke yang berada di Desa Kepur Kecamatan Muara Enim, Selasa (23/8), ditemukan meninggal dunia di mess tempatnya bekerja. 


Wanita berinisial RY tersebut diduga menderita sakit. Sebelumnya, RY sempat berencana tidak masuk kerja. Namun, dia memaksakan diri untuk bekerja hingga akhirnya kembali mengeluh sakit ketika mendampingi tamu di salah satu ruangan. 

Manager King's of Karaoke, Muhammad Kholdun mengatakan, sore hari sebelum kejadian, RY sempat memakan durian bersama rekan-rekannya. "Jadi sebelum bekerja itu sempat makan durian. Terus kerja di Room 3 mendampingi tamu. Mungkin di dalam juga sempat minum miras. Terus mabuk dan muntah," kata Kholdun. 

Selanjutnya, Kholdun langsung mengevakuasi RY ke ruangan LC. Sekitar pukul 03.00, Kholdun lalu membawa RY dibawa pulang ke mess LC yang bertempat di Perumahan HS Green City desa Muara Lawai.

Kholdun menjelaskan, dirinya telah menitipkan kepada rekan-rekannya di mess. Namun saat mereka terbangun sekitar pukul 08.30, dia menerima laporan bahwa RY sudah meninggal. "Dia meninggal di mess bukan di King's Karaoke, kemudian tentang kabar bahwa sempat dibawa ke rumah sakit itu tidak benar," ujarnya.

Dia menerangkan, keluarga korban tidak meminta visum dan meminta jenazah segera dibawa ke rumah duka di Desa Mangun Jaya Kabupaten Musi Banyuasin.

Kepala Desa Muara Lawai, Edi Wanseri mengatakan, kabar meninggalnya RY sempat simpang siur. Kebetulan, kata dia, setiba di lokasi tim dari kepolisian sudah datang untuk melakukan identifikasi. Akhirnya pihak keluarga tidak memilih untuk divisum dan meminta jenazah segera diberangkatkan ke rumah duka di Mangun Jaya. Dalam hal ini, kata dia, yang bertanggungjawab adalah manager King's Karaoke namun sudah disepakati untuk dibawa ke rumah duka 

"Mereka ini warga pendatang dan sudah terdaftar sampai ke tingkat RT hanya saja belum sampai ke desa, saya menghimbau ke depannya harus ada komunikasi bahwa pihak pengusaha menitipkan karyawannya dan harus terdata, sehingga nanti ada data dan informasi yang valid," tandasnya.