Lestarikan Seni dan Budaya Daerah, 15 Tim Kesenian Tampil di Festival Rentak Batanghari

Tim kesenian Kabupaten OKU menampilkan tarian Mahar Agung pada pembukaan Festival Rentak Batanghari, Selasa (10/5). (Humaidy Kenedy/rmolsumsel.id)
Tim kesenian Kabupaten OKU menampilkan tarian Mahar Agung pada pembukaan Festival Rentak Batanghari, Selasa (10/5). (Humaidy Kenedy/rmolsumsel.id)

Sebagai upaya melestarikan dan mempromosikan kesenian khas daerah, sebanyak 15 tim kesenian daerah perwakilan kabupaten/kota di Sumatera Selatan mengikuti gelaran Festival Rentak Batanghari.


Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel, Aufa Syahrizal mengatakan, kesenian di setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing. Hal itu harus terus dipertahankan dan dikenalkan kepada masyarakat.

“Tujuan kita adalah mengangkat kembali kesenian atau kebudayaan asli dari kabupaten kota yang ada di Sumsel ini,” kata Aufa pada pembukaan Festival Rentak Batanghari, Selasa (10/5).

Diterangkan Aufa, meski sama-sama menampilkan kesenian dan budaya daerah, namun Festival Rentak Batanghari memiliki perbedaan dengan Festival Sriwijaya. Festival Sriwijaya menampilkan seni dan budaya daerah yang dikolaborasikan dengan berbagai seni dan budaya luar Sumsel. Sedangkan di gelaran Festival Rentak Batanghari ini lebih menampilkan kesenian asli dari daerah masing-masing.

“Ini sebagai wahana bagi pegiat sanggar yang ada di kabupaten kota untuk dapat menampilkan kesenian khas daerahnya,” tutur Aufa.

Menurut Aufa, Festival Rentak Batanghari diambil dari sungai yang mengalir di Sumatera Selatan. Tahun ini merupakan kali ketiga festival ini digelar.

“Tahun ini festival dilaksanakan di Taman Budaya Sriwijaya sampai 12 Mei 2022. Berbagai kesenian yang ditampilkan mulai dari tarian daerah, tanjidor, hingga lagu daerah,” tukas Aufa.

Kasi Pengelola Taman Budaya Sriwijaya, Agus Hariyanto menambahkan, pada gelaran tahun ini ada dua kabupaten yang absen yaitu Musi Rawas dan Empat Lawang. Informasi yang diterima karena terkendala anggaran.

“Harapan kita sebenarnya seluruh 17 kabupaten kota di Sumsel bisa berpartisipasi dalam festival ini. Supaya masyarakat tahu kesenian dan budaya masing-masing daerah,” katanya.