Konflik Gajah-Manusia Meningkat di Aceh, Masyarakat Dukung Upaya Penanganan BKSDA

ilustrasi/net
ilustrasi/net

Aceh menjadi sorotan perhatian karena meningkatnya konflik antara gajah dan manusia di wilayah tersebut. Data terbaru dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mencatat, dari total 23 Kabupaten Kota di Aceh, terdapat sekitar 18 kasus konflik antara manusia dan satwa liar, dengan Kabupaten Pidie menjadi wilayah paling terdampak.


Kepala BKSDA Aceh, Gunawan Alza, mengungkapkan bahwa jumlah gajah di Aceh pada tahun 2019 mencapai 500 sampai 600 ekor. Di Kabupaten Pidie sendiri, terdapat beberapa kelompok gajah yang berinteraksi dengan manusia hingga menyebabkan konflik, seperti yang terjadi baru-baru ini di lima desa di wilayah tersebut.

"Setiap hari, beberapa kelompok gajah melakukan interaksi di beberapa desa, dan jumlahnya bisa mencapai 30 ekor dalam sehari," ungkap Gunawan kepada Kantor Berita RMOLAceh, Jumat, 28 Juli 2023.

BKSDA Aceh dan masyarakat khususnya kelompok yang terlibat dalam penanganan konflik, bekerja dari pagi hingga siang untuk menghalau gajah dan mencegah terjadinya konflik yang membahayakan nyawa manusia maupun satwa.

Gunawan juga menyoroti permasalahan jerat gajah dan harimau yang sering ditemukan dalam patroli lapangan. Tim BKSDA secara aktif melakukan upaya pembersihan jerat dan memberikan edukasi kepada masyarakat setempat tentang pentingnya perlindungan satwa liar.

"Masyarakat harus sadar akan pentingnya melindungi satwa liar ini. Kita bersama-sama membersihkan jerat dan memberikan edukasi agar konflik ini bisa diminimalisir," tegasnya.

Lebih lanjut, Gunawan menyatakan bahwa konflik antara gajah dan manusia disebabkan oleh persaingan dalam penggunaan ruang. Oleh karena itu, melibatkan seluruh elemen pemerintahan hingga masyarakat sangat penting dalam mengantisipasi konflik ini.

BKSDA Aceh juga telah melakukan pendekatan preventif dengan mengedukasi masyarakat untuk menanam tumbuhan yang tidak disukai oleh gajah, seperti tanaman jenis jeruk. Upaya ini bertujuan untuk melindungi kebun warga dari serangan gajah dan mengurangi interaksi negatif antara manusia dan satwa liar.

Berbagai pihak di Aceh berharap masyarakat turut aktif dalam menghalau, menjaga, dan melindungi satwa liar. Satwa liar bergerak dengan habitatnya, dan keberadaannya merupakan elemen penting bagi keseimbangan ekosistem di wilayah tersebut.

"Satwa ini dilindungi, jadi jangan sampai kita menjeratnya. Jika ada informasi mengenai keberadaan gajah atau satwa liar lainnya, kami mohon agar dapat segera menginformasikannya kepada BKSDA," pungkas Gunawan.

Dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan penanganan konflik gajah-manusia di Aceh dapat berhasil dilakukan dan tercipta harmoni antara manusia dan satwa liar di wilayah tersebut.