Kios BBM Eceran Terbakar, Sstu Orang Meninggal Dunia

Pihak kepolisian melakukan olah TKP terbakarnya kios bensin eceran di Palembang/ist
Pihak kepolisian melakukan olah TKP terbakarnya kios bensin eceran di Palembang/ist

Rohim (35) dan istrinya Kodariah (30) beserta dua anaknya NR (14) dan RP (5) mengalami luka bakar akibat kios bensin eceran nya meledak, Senin (29/8/2022) sore.


Informasi diterima dari pihak kepolisian, meski sempat dirawat intensif di RS Pelabuhan Bom Baru, nyawa bocah RP tidak tertolong dan meninggal dunia akibat luka bakar di sekujur tubuhnya. Sedangkan kakaknya, NR hingga saat ini masih menjalani perawatan.

Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Mokhamad Ngajib melalui Kapolsek IT II, Kompol Fadilah Ermi, membenarkan adanya kios bensin eceran yang terbakar di wilayah hukumnya.

“Benar, ada empat korban mengalami luka bakar, mereka satu keluarga. Namun info yang kita terima, korban RA meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit," ujarnya, Selasa (30/8).

 Kompol Fadilah menjelaskan, kejadian bermula ketika korban Kodariah menyalakan kompor untuk merebus air. Pada waktu bersamaan korban Rohim sedang memindahkan BBM jenis Pertalite dari jerigen ke botol-botol untuk dijual eceran.

“Tiba-tiba api menyambar minyak di jerigen dan langsung membesar. Korban sempat keluar dari kios dan meminta pertolongan warga untuk memadamkan api yang sudah membesar,” ungkapnya.

Namun, kobaran api terus membesar hingga melahap ludes kios milik korban. Sekitar satu jam kemudian tepatnya pukul 19.00 WIB, api baru berhasil dipadamkan.

“Setelah api berhasil dipadamkan, warga menyelamatkan para korban dan langsung dilarikan ke RS Pelabuhan Bom Baru karena ada yang mengalami luka bakar cukup serius,” pungkasnya.

Sementara, menurut aksi bernama Dayat (40), bahwa kios milik korban selain menjual bensin juga menjual kopi.

"Saya tidak tahu pasti penyebab kebakaran. Saya lihat dari kejauhan api sudah besar dan membuat warga panik,” ujarnya.

Dayat menambahkan, jika dirinya bersama warga baru berani mendekat dan membantu pemadaman setelah api mulai mengecil.

“Sekitar setengah jam apinya sudah tidak terlalu besar lagi, kami baru berani mendekat dan memadamkan api serta menyelamatkan para korban," tutupnya.