Ketua DPRD Sumsel Kritik Pembangunan Jalan di Palembang

Ketua DPRD Sumatera Selatan (Sumsel) Hj RA Anita Noeringhati saat melakukan reses tahap III DPRD Sumsel  Dapil I   di aula Kantor Camat Plaju, Senin (5/12) didampingi Chairul S Matdiah, Dedi Sipriyanto dan H Kartak SAS. SE.(Dudy Oskandar/rmolsumsel.id)
Ketua DPRD Sumatera Selatan (Sumsel) Hj RA Anita Noeringhati saat melakukan reses tahap III DPRD Sumsel Dapil I di aula Kantor Camat Plaju, Senin (5/12) didampingi Chairul S Matdiah, Dedi Sipriyanto dan H Kartak SAS. SE.(Dudy Oskandar/rmolsumsel.id)

Ketua DPRD Sumatera Selatan RA Anita Noeringhati mengkritik pembangunan jalan di kota Palembang, dimana jika jalan rusak ditinggikan.


“Namun tidak pernah dilihat drainase, tidak  sedikit yang kita lihat pertokoan-pertokoan di pinggir jalan  yang tidak ada drainase itu airnya masuk ke dalam pertokoan,” kata Anita saat melakukan reses tahap III DPRD Sumsel Dapil  I  di aula Kantor Camat Plaju, Senin (5/12) didampingi Chairul S Matdiah, Dedi Sipriyanto dan Kartak.

Sehingga soal drainase ini akan pihaknya sampaikan ke Dinas PU Perkim Sumsel.

“Kami juga ingin PU Perkim jangan hanya cor jalan, cor jalan tapi juga drainase warga masyarakat dan aliran yang menghubungkan warga masyarakat bahkan sampai ke Sungai Musi,” katanya.

Selain itu menurut politisi Partai Golkar ini, wilayah SU II dan Plaju memang dibutuhkan kolam retensi sebagai tempat untuk resapan air.

“Kemarin saya bicara dengan masyarakat 16 Ulu katanya disitu ada tanah milik Provinsi, kalau memang ada tanah provinsi kami akan sampaikan kepada bapak Gubernur,” ujar Anita.

Menurut politisi Partai Golkar ini  kolam retensi sangat dibutuhkan namun terpenting drainase. Aspirasi ini menurutnya akan menjadi data awal musrenbang di tahun kemudian dan disampaikan dalam rapat paripurna DPRD Sumsel

Sedangkan Camat Plaju, Ahmad Furqon S.STP. M.Si berterima kasih ada kedatangan  anggota DPRD Sumsel dapil Sumsel  I  reses tahap III Tahun 2022 .

“Kecamatan Plaju belum ada kolam retensi sehingga kami punya daerah Lebak berayun kalau lebak berayun tertimbun habis tenggelam plaju, talang bubuk dal lain lain , padahal kami dekat dengan  aliran Sungai Musi  tapi alirannya  ke Lebak Berayun. Itu sering kami masukkan dalam musrenbang dan lahannya masih milik masyarakat,’ katanya.

Selain itu  wilayahnya juga kekurangan Tempat Pemakaman Umum (TPU) , karena Kecamatan Plaju berbatasan dengan Banyuasin yang menjadi konflik sekarang.

Selain itu menurutnya kiri dan kanan jalan DI Panjaitan drainase di sana belum dibuat sempurna.

“Jalan Tegal Binangun sudah bagus oleh Pemprov  Sumsel  tapi untuk masukan sepanjang jalan Tegal Binangun tapi drainase kiri kanan tidak berjalan dengan baik sehingga air tergenang,” jelasnya.