Sungai ogan di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) beberapa hari belakangan membuat petani jeruk terpaksa “gigit jari”. Pasalnya hampir seluruh kebun jeruk di OKU porak poranda akibat diterjang banjir.
“Gagal panen pak, semuanya habis,” Kata Eko Sarko petani jeruk di Desa Penyandingan Kecamatan Sosoh Buay Rayap, OKU, Sabtu (13/6).
Dikatakan Eko, gagal panen tahun ini merupakan pukulan berat baginya sebab penghasilan Ia dan keluarganya sangat tergantung dari panen jeruk yang telah ia rawat selama ini.
"Seluruh perlengkapan untuk merawat tanaman jeruk hanyut, Alat semprot, pupuk, hanyut. Untung pondok tempat saya beristirahat tidak ikut hanyut. Hanya saja rusak meski tidak terlalu berat,” lirihnya.
Dituturkannya perjuangan dirinya untuk merawat dua hektar kebun jeruk bukanlah hal yang mudah. Setiap hari ia harus berjalan satu jam dan berenang menyeberangi sungai untuk dapat sampai ke kebun jeruk miliknya.
"Semestinya awal Juni ini panen, tapi mau bagaimana lagi semua habis,” ungkapnya.
Menurutnya dua hektar kebun jeruk miliknya dapat meghasilkan sekitar 5 ton buah yang dijual ke pedagang di Pasar. Akibat gagal panen ini menurut Eko dirinya terpaksa harus menelan kerugian sekitar Rp 40 juta rupiah.
"Harapan kami sebagai petani jeruk ini ada perhatian dari pemerintah. Penghasilan kami hanya dari berkebun apalagi dimusim corona ini,” harapnya.
Hal senada juga dikatakan oleh Med Sabril alias Cek Yen salah seorang keluarga petani jeruk Fairda di Desa Lubuk Batang Lama Kecamatan Lubuk Batang OKU.
Kebun jeruk dan buah naga seluas 20 hektar yang terletak di seberang sungai desa Lubuk Batang hancur diterjang banjir tanpa sisa.
Akibatnya keluarganya terpaksa harus menanggung kerugian hingga ratusan juta rupiah.
"Semua habis tanpa sisa, bahkan kami harus menanggung kerugian ratusan juta rupiah,” tutupnya. [R]
- Hadiri Pelantikan Pemuda Pemudi Jeme Kite Besemah, Herman Deru: Jangan Menyampingkan Pendidikan
- Empat Lawang Tekor, Gagal Kelola Keuangan Daerah, BPK Ungkap Defisit Rp227 Miliar
- Pedagang di Muratara Sulap Jalinsum Jadi Pasar Dadakan
Baca Juga
[rmol]. Sungai ogan di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) beberapa hari belakangan membuat petani jeruk terpaksa “gigit jari”. Pasalnya hampir seluruh kebun jeruk di OKU porak poranda akibat diterjang banjir.
“Gagal panen pak, semuanya habis,” Kata Eko Sarko petani jeruk di Desa Penyandingan Kecamatan Sosoh Buay Rayap, OKU, Sabtu (13/6).
Dikatakan Eko, gagal panen tahun ini merupakan pukulan berat baginya sebab penghasilan Ia dan keluarganya sangat tergantung dari panen jeruk yang telah ia rawat selama ini.
"Seluruh perlengkapan untuk merawat tanaman jeruk hanyut, Alat semprot, pupuk, hanyut. Untung pondok tempat saya beristirahat tidak ikut hanyut. Hanya saja rusak meski tidak terlalu berat,” lirihnya.
Dituturkannya perjuangan dirinya untuk merawat dua hektar kebun jeruk bukanlah hal yang mudah. Setiap hari ia harus berjalan satu jam dan berenang menyeberangi sungai untuk dapat sampai ke kebun jeruk miliknya.
"Semestinya awal Juni ini panen, tapi mau bagaimana lagi semua habis,” ungkapnya.
Menurutnya dua hektar kebun jeruk miliknya dapat meghasilkan sekitar 5 ton buah yang dijual ke pedagang di Pasar. Akibat gagal panen ini menurut Eko dirinya terpaksa harus menelan kerugian sekitar Rp 40 juta rupiah.
"Harapan kami sebagai petani jeruk ini ada perhatian dari pemerintah. Penghasilan kami hanya dari berkebun apalagi dimusim corona ini,” harapnya.
Hal senada juga dikatakan oleh Med Sabril alias Cek Yen salah seorang keluarga petani jeruk Fairda di Desa Lubuk Batang Lama Kecamatan Lubuk Batang OKU.
Kebun jeruk dan buah naga seluas 20 hektar yang terletak di seberang sungai desa Lubuk Batang hancur diterjang banjir tanpa sisa.
Akibatnya keluarganya terpaksa harus menanggung kerugian hingga ratusan juta rupiah.
"Semua habis tanpa sisa, bahkan kami harus menanggung kerugian ratusan juta rupiah,” tutupnya.
- 601 PPPK Kabupaten Pali Dilantik, Wabup: Jaga Nama Baik dan Integritas Abdi Negara
- Pelanggaran ETLE di Lubuklinggau Didominasi Tidak Pakai Helm
- Mahasiswa Pali Minta Gubernur Pecat Kadishub, Biarkan Angkutan Batubara Melintas di Jalan Umum