Kasus Gagal Ginjal Akut, Nasdem: Mitigasi Mutlak Perlu Dilakukan

Ketua DPP Partai Nasdem Bidang Perempuan dan Anak, Amelia Anggraini/ist.
Ketua DPP Partai Nasdem Bidang Perempuan dan Anak, Amelia Anggraini/ist.

Merebaknya kasus gangguan ginjal akut pada anak di Indonesia, bahkan jumlahnya kini sudah mencapai 241 orang berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), disoroti serius Partai Nasdem.


Ketua DPP Partai Nasdem Bidang Perempuan dan Anak, Amelia Anggraini, meminta kepada pemerintah khususnya Kemenkes untuk melakukan langkah mitigasi terhadap penyakit anak ini.

Menurutnya, gangguan ginjal akut pada anak merupakan kasus yang sering dan harus mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah.

"Ini kasus luar biasa. Mitigasi mutlak perlu dilakukan agar kita mendapatkan solusi yang tepat," jelas Amelia dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (22/10).

Dari jumlah total 241 itu, Amelia mendapat informasi 133 anak di antaranya meninggal dunia. Dia khawatir, jumlah tersebut bukan menjadi yang terakhir, dalam arti berpotensi bertambah dari jumlah total yang tersebar di 22 provinsi di Indonesia sekarang ini.

Salah satu langkah nyata, disarankan Amelia, adalah melakukan penyisiran di setiap fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia yang ditemukan kasus ganguan ginjal akut, baik mulai dari Puskesmas, Klinik, hingga Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).

"Kementerian Kesehatan juga perlu melibatkan kader Posyandu yang dimana berkaitkan erat dengan anak Indonesia. Hal ini dilakukan agar datanya valid dan cepat tertangani," ucapnya mengimbau.

Yang tak kalah penting disuarakan Amelia adalah terkait langkah pencegahan fatalitas kasus gangguan ginjal akut pada anak ini. Dimana, Kemenkes sudah memastikan ada 4 jenis obat demam yang dilarang untuk diberikan kepada anak yang menjadi pengidapnya.

Untuk itu dia menyarankan pemerintah agar melakukan riset secara komprehensif untuk memastikan kandungan Eliten Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DG) sebagai variable utama penyebab gangguan ginjal dan faktor lainnya.

"Dengan kasus ini juga saya ingin bersuara bahwa penataan pharmacology obat dan makanan harus dibenahi," kata dia.

"Obat dan makanan yang aman perlu dijamin oleh lembaga yang kapabel, karena taruhannya nyawa," tandas Amelia.