Karena Ini, Partai Baru Buatan Amien Rais Sulit Berkembang

Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo memprediksi partai baru buatan mantan Ketua MPR Amien Rais sulit berkembang di kancah politik. Terutama, jika mereka gagal membangun diferensiasi dengan partai beraliran agamis lain.


"Jika gagal membangun deferensiasi yang dapat menarik simpati, sulit bagi Amien Rais dan kolega meloloskan partainya ke senayan," kata Karyono dalam pesan singkatnya, Jumat (11/9).

Menurut Karyono, partai buatan Amien jelas beraliran agamis. Mereka mamasukkan asas rahmatan lil alamin di identitas partainya.

"Jika demikian, dalam merebut suara di Pemilu nanti, partai baru yang didirikan Amien akan berebut ceruk pemilih Islam dan bersaing dengan partai berhaluan Islam lainnya," ungkap dia.

Dengan posisi seperti itu, ujar dia, partai baru bentukan Amien sulit untuk berkembang lebih besar. Amien hanya berharap ke suara pemilih basis Muhammadiyah. Namun, ujar dia, tidak mudah bagi Amien meraup suara pemilih kalangan Muhammadiyah. Pasalnya, basis pemilih itu menyebar ke sejumlah partai.

"Sebagian preferensi pemilih Muhammadiyah menyalurkan aspirasinya ke PAN, sebagian lagi ke partai lain dimana sejumlah partai juga mengakomodir tokoh-tokoh Muhammadiyah yang tentu saja dapat menyedot suara Muhammadiyah," tutur dia.

"Pun demikian umat Islam yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama (kalangan nahdliyin), Persis, LDII dan lain-lain, telah menjadi rebutan sejumlah partai, tidak hanya partai Islam tapi juga partai nasionalis," beber dia.

Oleh karena itu, kata dia, partai baru besutan Amien Rais harus bekerja keras untuk merebut ceruk pemilih yang sudah terkavling itu. Salah satunya, perlu membuat deferensiasi yang membedakan dari yang lain.

"Dari situ, nampaknya Amien sengaja mengambil posisi diametral dan non kompromis dengan pemerintahan Jokowi, sebagai salah satu pembeda. Sikap politik dan pemikiran Amien berpotensi akan mendominasi gerak partai tersebut," pungkas Karyono.