Media sosial dibanjiri kampanye agar Taliban mengembalikan hak-hak perempuan dan anak perempuan Afghanistan, khususnya dalam mengejar pendidikan.
- PBB: Afghanistan Jadi Produsen Metamfetamin dengan Pertumbuhan Tercepat di Dunia
- Palang Merah Internasional Hentikan Pendanaan di 25 Rumah Sakit Afghanistan
- Taliban Bantah Afganistan Disebut Sebagai Negara Tidak Aman di Dunia
Baca Juga
"Let Afghan Girls Learn" atau "Biarkan Perempuan Afghanistan Belajar" menjadi kampanye yang digelorakan di media sosial. Mereka menuntut Taliban untuk mengizinkan kembali para siswi ke sekolah menengah.
Dikutip dari TOLO News, kampanye itu muncul menjelang ujian Kankor, yang menentukan untuk masuk ke universitas.
Pihak penyelenggara kampanye, Obaidullah Bahir mengatakan perempuan-perempuan di Afghanistan telah berkompromi dengan aspirasi mereka sejak Taliban menguasai negara itu.
Menurut beberapa siswa, karena sekolah perempuan ditutup, mereka tidak dapat mengikuti ujian Kankor, membuat masa depan mereka tidak pasti.
Para siswa ini sudah mengajukan petisi kepada Taliban untuk membuat sekolah menengah khusus perempuan sehingga mereka bisa masuk untuk ujian Kankor berikutnya.
“Kami hanya ingin sekolah dibuka, kami khawatir tentang masa depan kami, kami ingin sekolah dibuka agar kami dapat belajar,” kata seorang siswi kelas 12, Nazanin.
"Siswa kelas 11 yang naik ke kelas 12 tidak punya masa depan, siswa kelas 12 yang sedang belajar untuk mempersiapkan Kankor juga sial," kata Lima, siswa lainnya.
Taliban telah memberlakukan pembatasan kejam pada hak atas kebebasan berekspresi, berserikat, berkumpul, dan bergerak bagi perempuan dan anak perempuan.
Keputusan Taliban untuk melarang siswa perempuan di atas kelas enam pergi ke sekolah telah menuai kritik luas di tingkat nasional dan internasional.
- Begini Klarifikasi Polisi Setelah Viral Adu Mulut dengan Sopir Truk di Tol Keramasan
- Golkar Adukan Penyebar Foto Diduga Bahlil Duduk Disamping Whisky
- Pendeta Gilbert Dipolisikan