Bagi pengendara yang selalu terburu-buru, sering kali menyepelehkan kondisi kendaraan, salah satunya apabila ban kempes. Salah satunya yang sering dianggap remeh adalah tekanan angina pada ban.
- Aturan Baru Naik Kereta, Penumpang 18 Tahun ke Atas Belum Vaksin Booster Wajib Tes RT-PCR
- Yamaha Luncurkan Dua Warna Baru MT-15
- Startup Honda Perkenalkan Skuter Striemo dengan Teknologi Stabilizer
Baca Juga
Dikutip dari Otorider.com, tekanan angina pada ban merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Sebab, kendaraan dengan kondisin kurang angina alias kempes akan menimbulkan banyak masalah apabila dibiarkan.
Apa saja masalah tersebut, simak ulasan berikut;
1. Meningkatkan Konsumsi Bahan Bakar
Sering kali ketika berkendara, seseorang merasa bahan bakar yang digunakan sangat boros dan cepat habis. Tanpa disadari, hal itu bisa saja terjadi akibat kurangnya tekanan angina pada ban. Hal ini dikarenakan ban akan bekerja lebih ekstra dan mempengaruhi kinerja mesin. Alhasil, penggunaan bahan bakar akan menjadi lebih boros.
2. Keausan Ban Tidak Merata
Tidak hanya membuat bahan bakar menjadi boros, berkendara dengan ban kempes juga membuat keausan tapak ban menjadi tidak merata. Meskipun tidak terlalu membahayakan, namun hal itu tentu berpengaruh terhadap kenyamanan dalam berkendara. Bahkan dapat membuat waktu penggunaan ban lebih cepat habis dan harus menggantinya lebih awal.
3. Pencemaran Udara
Siapa sangka ban yang kekurangan angina dapat menyebabkan pencemaran udara. Bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan penggunaan bahan bakar yang boros. Artinya, akan banyak asap keluar dari knalpot karena pengendara lebih banyak memainkan gas akibat kendaraan yang terasa lebih berat.
Oleh sebab itu, setiap kondisi kendaraan harus dipastikan dahulu keamannya agar tidak menimbulkan masalah yang dapat merugikan, termasuk kondisi angin pada ban.
- Tunda Pensiun, Valentino Rossi Semakin Dekat Dengan Ducati
- 20 Gerbong Kereta Kargo Tergelincir Lagi di Springfield
- Dukung Pengembangan Mobil Listrik, Hyundai Bangun Pabrik di Indonesia