Ramalan Cuaca BMKG Bakal Jadi Acuan, Panitia Formula E Enggan Gunakan Pawang Hujan

Sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta. (Istimewa/net)
Sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta. (Istimewa/net)

Panitia Formula E tidak berminat menggunakan jasa pawang hujan saat balapan digelar pada 4 Juni mendatang. Langkah ini berbeda dengan Penyelenggaraan MotoGP di Mandalika beberapa waktu lalu.


"Tidak perlu pawang-pawanglah dan InsyaAllah, jam tiga sore mudah-mudahan nggak ada angin ribut," kata Managing Director Formula E Jakarta, Gunung Kartiko, seperti diberitakan Kantor Berita RMOLJakarta, Minggu (29/5).

Menurut Gunung Kartiko, panitia Formula E akan menggunakan acuan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"Mulai sekarang kita akan aware juga terhadap ramalan cuaca BMKG untuk mengetahui nantinya seperti apa," jelasnya.

Untuk menyegarkan ingatan, penyelenggaraan MotoGP di Mandalika, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), ternyata menggunakan jasa pawang hujan Rara Istiani Wulandari atau akrab disapa Mbak Rara.

Di tengah derasnya hujan, Mbak Rara dengan keyakinannya unjuk gigi menghentikan hujan agar pelaksanaan seri kedua MotoGP berjalan lancar.

Pawang hujan sendiri merupakan sebutan untuk seseorang dalam masyarakat Indonesia yang dipercaya memiliki ilmu gaib dan dapat mengendalikan hujan atau cuaca.

Umumnya, pawang hujan mengendalikan cuaca dengan memindahkan awan. Jasa pawang hujan biasanya dipakai untuk acara-acara besar seperti perkawinan, konser musik dan banyak lagi.