Petani karet di Sumsel makin menjerit. Sebab, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu, membuat harga komoditi karet turun drastis hingga 40 persen.
Hal itu dikatakan Wakil Ketua Komisi II DPRD Sumsel Abu Sari usai melakukan kunjungan kerja dan pemeriksaan di lapangan dengan sejumlah mitra.
"Kami temukan di lapangan, semenjak kenaikan harga BBM terjadinya penurunan harga karet rakyat mencapai 40 persen, kalau selama ini harga karet mencapai Rp10 ribu perkilo, sekarang menjadi Rp5,5 ribu sampai Rp6 ribu perkilo harga ditingkat petani,” ujar dia, Kamis (22/9/2022).
Politisi PAN ini juga mengatakan, dampak lain kenaikan harga BBM juga membuat meningkatnya harga telur dan sembilan barang pokok lainnya termasuk sayur-sayuran.
"Dampaknya signifikan sekali perubahan harga yang terjadi di pasar gara-gara harga BBM naik menyebabkan turunnya harga karet,” kata dia.
Kondisi ini, sambung dia, diperparah dengan harga pupuk yang juga ikut naik akibat dari kenaikan harga BBM tersebut. "Untuk mendapatkan pupuk bersubsidi banyak sekali birokrasi yang harus dilalui. Apalagi informasi yang kami dengar untuk tanaman perkebunan itu tidak ada lagi subsidi pupuk,” jelas dia.
Oleh karena itu, dirinya mengajak petani, khususnya di Sumsel untuk kembali ke pupuk organik. "Kalaupun nanti pada saatnya dari Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) bersama Dinas terkait akan melakukan pelatihan pembuatan pupuk kompos dan pupuk cair yang memanfaatkan limbah-limbah di pasar," tandas dia.
- Pj Gubernur Sumsel Hadiri Rakor Bahas PHK dan Persiapan Penetapan Upah Minimum 2025
- Rumah Kosong di Lubuklinggau Terbakar, Barang Elektronik Habis Ludes
- Wanita di Lubuklinggau Kehilangan Motor Usai Ketemuan dengan Kenalan di Medsos