Hilang Kemampuan Mencium, Ini Penjelasan soal Anosmia

Ilustrasi anosmia atau kehilangan kemampuan mencium aroma. (Net/rmolsumsel.id)
Ilustrasi anosmia atau kehilangan kemampuan mencium aroma. (Net/rmolsumsel.id)

Anosmia adalah ketidakmampuan untuk mencium. Pengidap anosmia kehilangan kemampuan untuk mencium aroma atau bau-bauan.


Kemampuan untuk mencium adalah proses kompleks yang melibatkan hidung dan otak. Ketika udara masuk ke hidung, molekul bau mengikat reseptor saraf penciuman. Saraf ini ditemukan di lapisan khusus di bagian atas rongga hidung yang disebut epitel penciuman. Stimulasi saraf penciuman menyebabkan mereka mengirimkan sinyal ke otak, di mana ia diproses menjadi aroma yang dapat dikenali dan diidentifikasi seseorang.

Anosmia bisa menyerang siapa saja, tetapi ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risikonya. Kondisi ini bisa terjadi sebagai gejala penyakit hingga pertambahan usia.

Lantas, adakah cara efektif yang bisa dilakukan untuk mencegah anosmia?

Pengidap anosmia mengalami kehilangan kemampuan untuk mengenali bau atau aroma. Kondisi ini biasanya tidak berlangsung lama dan akan hilang jika penyebabnya telah diatasi.

Anosmia seringnya disebabkan oleh penyakit tertentu, misalnya flu dan pilek. Pada beberapa kondisi, anosmia juga bisa berlangsung dalam waktu lama. Ada sejumlah kondisi tubuh yang bisa menyebabkan penyakit ini bertahan dalam jangka panjang dan harus segera mendapat penangan medis.

Beragam kondisi yang bisa menyebabkan anosmia terjadi dalam jangka panjang, di antaranya gangguan pada dinding dalam hidung, iritasi akibat penumpukan lendir, penyumbatan rongga hidung, atau kerusakan pada saraf penciuman. Kondisi ini juga bisa terjadi karena pertambahan usia.

Mencegah anosmia bisa dilakukan dengan menangkal penyebabnya. Jika anosmia disebabkan oleh penyakit, seperti flu, infeksi sinus, atau alergi, maka cara mencegahnya adalah dengan menghindari hal yang bisa menjadi pencetus penyakit tersebut.

Anosmia karena penyakit yang disebutkan tadi juga dapat hilang dengan sendirinya. Biasanya akan semakin cepat menghilang bila kamu mengonsumsi makanan hangat, minum air hangat, mengusapkan balsam ke leher dan dada, serta tidur yang cukup.

Sementara itu, anosmia yang terjadi karena faktor usia atau anosmia pada lansia mungkin tidak bisa dicegah. Sebab, hal ini biasanya terjadi secara alami sebagai dampak dari penurunan kemampuan indra tubuh, terutama penciuman dan perasa. Anosmia pada lansia harus diwaspadai, sehingga risiko terjadinya hal yang berbahaya bisa diminimalkan.

Sebab tidak bisa mengenali bau, pengidap anosmia ternyata rentan mengalami hal-hal berbahaya yang bisa berakibat fatal jika tidak ditangani. Setidaknya, ada beberapa bahaya yang bisa terjadi akibat seseorang tidak bisa mencium bau, mulai dari risiko keracunan makanan, keracunan gas, terjebak dalam kebakaran, hingga mengidap penyakit tertentu.

Kondisi anosmia membuat pengidap penyakit ini mungkin memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan yang terlalu manis atau terlalu asin. Hal itu terjadi karena anosmia menyebabkan seseorang tidak bisa merasakan makanan. Jika hal itu dibiasakan, pengidap anosmia bisa mengembangkan risiko penyakit hipertensi hingga diabetes.

Situasi tertentu yang melibatkan indra penciuman menjadi penting sebagai warning. Saat tidak bisa mencium bau dan membedakan bau, ada hal-hal berbahaya yang mungkin saja terjadi. Orang yang tidak memiliki kemampuan mencium bau mungkin akan kesulitan untuk menikmati makanan, menghirup aroma, serta membedakan bau yang justru menjadi pertanda kalau makanan atau minuman tersebut tidak bisa dikonsumsi lagi karena sudah rusak atau malah mengandung racun.