Kasus Polio Ditemukan di Aceh, Pemerintah Diminta Lakukan Skrining Kasus Lain

Ketua IDI Wilayah Aceh, Safrizal Rahman. Foto: AJNN.
Ketua IDI Wilayah Aceh, Safrizal Rahman. Foto: AJNN.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Aceh, Safrizal Rahman, mengimbau pemerintah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan (skrining) di daerah yang ditemukan kasus polio pada anak.


"Yang paling pasti adalah bahwa ketika kita mendapatkan suatu kasus maka di daerah tersebut harus dilakukan skrining. Dilihat semua apakah ada kasus lain," kata Safrizal, kepada Kantor Berita RMOLAceh, Sabtu, 19 November 2022.

Skrining ini dilakukan di daerah-daerah atau pemukiman penduduk yang memiliki sumber air yang sama. Sebab kumannya itu akan bisa berkembang melalui air sehingga dibutuhkan pencarian kasus-kasus lain.

"Artinya di skrining anak-anak disekitar situ apakah ada mengalami kasus yang sama begitu," kata dia.

Safrizal menjelaskan, penemuan kasus polio di Aceh sangat memprihatinkan karena seharusnya Aceh sudah bebas dari polio dan ini menjadi kasus yang luar biasa. Sehingga dampaknya Aceh harus melakukan kembali program imunisasi masif khusus polio.

"Jadi ini menjadi perhatian penting bahwa kita masih tertinggal sebagai dampak rendahnya cakupan imunisasi dasar," ujarnya.

Menurut Safrizal, satu kasus polio ini bukan hanya menjadi perhatian di Indonesia tapi akan menjadi perhatian dunia. Penyakit yang menginfeksi saluran saraf ini sangat berbahaya jika tidak dilakukan penanganan serius.

"Polio sifatnya progresif, artinya dia tidak sangat cepat. Tapi dia akan terus bergerak dengan berjalannya waktu," ujar Safrizal.

Safrizal menyebutkan, berdasarkan laporan yang diterimanya, bahwa korban polio di Kabupaten Pidie tersebut ternyata tidak memiliki riwayat imunisasi apapun.

Dia menyarankan masyarakat untuk sadar terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dan membawa anak-anaknya untuk melakukan imunisasi dasar. Kasus polio, kata dia, merupakan dampak dari ketidakmauan untuk dilakukan imunisasi.

"Sekarang kita bergeraklah semua seluruh lapisan masyarakat untuk menggiatkan kembali imunisasi dasar," ujarnya.

Safrizal menjelaskan, bahwa polio menular lewat kuman yang masuk ke tubuh melalui berbagai macam tempat, terutama dari cairan-cairan tubuh. "Kalau dia berada di air lalu kita menggunakan air itu sampai juga ke mukosa tubuh kita," katanya.