Omicron Bertambah 92 Kasus per Hari, Menkes: Harus Ada Karantina Ketat

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. (ist/rmolsumsel.id)
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. (ist/rmolsumsel.id)

Kasus baru varian Omicron di Indonesia terus mengalami peningkatan. Hingga Rabu (5/1), Kementerian Kesehatan mencatat sudah terdeteksi sebanyak 250 kasus. Bahkan penambahan kasus harian, Selasa (4/1), ada sebanyak 92 kasus yang terdeteksi.


Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, penambahan kasus tersebut harus disikapi dengan pengetatan proses karantina, khususnya bagi WNI yang datang dari luar negeri. “Seluruh kasus yang terdeteksi itu berasal dari kedatangan luar negeri. Jadi harus ada karantina ketat di seluruh pintu kedatangan,” kata Budi usai meresmikan gedung pelayanan A RSUP Dr Rivai Abdullah Palembang, Rabu (5/1).

Menurut Budi, upaya dan langkah awal yang dilakukan pemerintah di Indonesia sudah lebih baik dari negara lain. Sehingga Omicron yang sudah menyebar luas di seluruh negara di dunia dapat dicegah masuk di Indonesia.

Penanganan di Indonesia relatif baik dibanding negara lain. Karena kita konsisten agar varian baru ini tidak sampai menyebar di dalam negeri,” jelasnya.

Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, pencegahan penyebaran kasus Covid-19 tetap mengedepankan disiplin protokol kesehatan (prokes). Sebab, apapun variannya proses pencegahan dilakukan dengan menggunakan masker, mencuci tangan setiap beraktivitas dan menghindari kerumunan.

“Prokes harus tetap dipertahankan, meski saat ini kondisinya melandai tetap jangan lalai. Terlebih ada varian baru Omicron,” jelasnya.

Ia mengingatkan, virus varian baru Omicron diketahui memiliki daya tular lebih cepat dari varian Delta yang sempat melanda Sumsel. Menurutnya upaya beberapa waktu terakhir dapat rusak jika pencegahan tidak dilakukan maksimal.

“Kita tidak tahu sistem pertukaran udara lewat airborne atau droplet, jadi lebih baik mencegah. Jangan sampai Sumsel yang termasuk kasus Covid-19 nya terkendali bahkan yang terbaik bisa rusak karena ada klaster baru,” tandasnya.