Harga Tomat Mendadak Anjlok, Agen dan Tengkulak di Pagar Alam Merugi

Tomat. (ist/net)
Tomat. (ist/net)

Para Agenda dan tengkulak  di kota Pagar Alam, Sumatera Selatan harus gigit jari lantaran mengalami kerugian setelah harga tomat mendadak anjlok di pasar Nendagung.


Kondisi ini disebabkan lantaran tidak adanya pengontrol harga di pasar Nendagung. Sehingga, harga antara tengkulak dan pedagang pun sering berbeda jauh.

Herdiansyah agen sayur di Kota Pagar Alam mengatakan, ia sebelumnya membeli tomat ke petani dengan harga Rp 3.000 per kilogram. Namun, ketika saat tiba di pasar Induk Nendagung, harga tomat di sana langsung jeblok menjadi Rp 1.700 per kilogram.

"Barang banjir di pasar jadi harga Tomat langsung anjlok. Banyak pedagang yang tidak membeli tomat karena banjir," katanya, Jumat (10/11).

Dengan turunnya harga tersebut, Herdiansyah pun hanya bisa pasrah. Ia berharap harga sayur maupun bahan lainnya lebih dapat dikontrol sehingga tidak menimbulkan kerugian di tingkat agen, tengkulak maupun petani.

"Rugi kami dek, tadi pagi kami beli Tomat di petani dengan harga Rp3 ribu per kilogram, namun pas kita sampai di Pasar Nendagung harga Tomat di Pasar malah turun menjadi Rp1.700 per kilogramnya," ujarnya.

Senada dikatakan Suri, bahwa harga tomat ini sebelumnya di tingkat petani adalah Rp5.000 per kilogram dan turun menjadi Rp3.000 per kilogram.

Sehingga para agen dan tengkulak berlomba membeli tomat dari petani namun saat dibawa ke pasar harganya anjlok.

"Kami para agen dan petani sangat berharap ada pengendali harga di pasar. Hal ini agar para petani dan agen bisa tahu berapa harga komoditi sayur setiap harinya baik di tingkat petani maupun di pasaran," harapnya.