Pemerintah Jepang berhasil menurunkan sedikit harga beras dengan cara melepas sebagian stok cadangan. Namun, banyak pihak menilai prosesnya terlalu lambat.
- Kendalikan Rantai Pasok, Sumsel Perlu Pergudangan Luas untuk Tampung Beras
- Stok Beras di Banyuasin Aman Hingga Enam Bulan ke Depan
- Mentan Sebut Kenaikan Harga Beras Wajar, Komisi IV Respons Begini
Baca Juga
Dikutip dari Japan Times (Kamis, 14 Mei 2025), harga rata-rata beras kemasan 5 kilogram di supermarket turun sebesar 19 Yen (sekitar Rp2.137) menjadi 4.214 Yen (sekitar Rp473.700). Ini adalah penurunan pertama sejak Desember lalu.
"Penurunannya sekitar 0,4 persen dibanding minggu yang dimulai 28 April," ungkap Kementerian Pertanian Jepang pada Senin.
Namun, harga tersebut masih tergolong mahal, bahkan lebih dari dua kali lipat dibanding harga di periode yang sama tahun lalu. Penurunan yang sangat kecil ini memicu kemarahan warganet di platform media sosial X.
"Di TV mereka bilang harga beras turun, tapi cuma turun 19 Yen. Itu disebut penurunan harga?" tulis salah satu pengguna.
Kepala Sekretaris Kabinet, Yoshimasa Hayashi, mengatakan bahwa beras campuran dari cadangan pemerintah memang dijual lebih murah dibanding rata-rata harga pasar.
“Harga termurah sekitar pertengahan 3.000 Yen, termasuk pajak. Ini menunjukkan bahwa peningkatan pasokan dari stok pemerintah sudah masuk ke toko-toko,” katanya pada Selasa.
Meski pemerintah mulai mengeluarkan cadangan beras sejak Maret, harga masih tetap tinggi. Salah satu alasannya adalah lambatnya proses distribusi dari hasil lelang ke pedagang grosir.
- Kendalikan Rantai Pasok, Sumsel Perlu Pergudangan Luas untuk Tampung Beras
- Stok Beras di Banyuasin Aman Hingga Enam Bulan ke Depan
- Mentan Sebut Kenaikan Harga Beras Wajar, Komisi IV Respons Begini