Kendalikan Rantai Pasok, Sumsel Perlu Pergudangan Luas untuk Tampung Beras

Diskusi wartawan yang digelar Talk Sriwijaya Community (TSC). (ist/rmolsumsel.id)
Diskusi wartawan yang digelar Talk Sriwijaya Community (TSC). (ist/rmolsumsel.id)

Tingginya harga beras di Sumsel disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya panen yang tidak merata sehingga membuat ketersediaannya di waktu-waktu tertentu menjadi langka dan membuat harga beras melonjak. 


Untuk mengatasi hal itu, Sumsel perlu memiliki pergudangan luas yang dapat menampung beras petani ketika panen. Hal ini diungkapkan Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri), Umar Harun saat menjadi narasumber dalam diskusi "Mencari Solusi Tingginya Harga Sembako Saat Ini" yang digelar Talk Sriwijaya Community di Cafe Pojok Tembesu, Sabtu (18/3). 

Umar mengatakan, dari sisi produksi beras, Sumsel tidak mengalami kekurangan. Namun, produksi beras ini tidak bisa dipastikan setiap bulannya. "Ada bulan-bulan tertentu, seperti November, Desember dan Januari itu kita rendah produksinya. Lalu ada juga bulan tertentu yang sedang panen raya," kata Umar. 

Jika ada pergudangan luas yang dapat menampung beras dalam jangka waktu lama, maka permasalahan itu bisa diatasi. "Beras yang disimpan dapat dikeluarkan ketika harga beras sedang tinggi. Begitupun ketika terjadi gagal panen atau kekurangan produksi," ucapnya. 

Menurutnya, upaya pemerintah dengan membuka operasi pasar murah sudah tepat. Hanya saja, sifatnya hanya solusi jangka pendek. "Apabila ketersediaan rantai pasok ini bisa dijaga, maka kita tidak akan menemui lagi kondisi harga sembako mahal jelang hari raya seperti yang terjadi saat ini," ungkapnya. 

Sementara itu, Plh Kepala Dinas Perdagangan Sumsel, Henny Yulianti mengatakan, pihaknya saat ini fokus melakukan pengawasan terhadap produsen maupun pedagangan beras di pasar. Pengecekan rutin di pergudangan milik swasta ini terus dilakukan bekerja sama dengan Polda Sumsel. Bahkan, beberapa waktu lalu, tim dari Mabes Polri juga turun untuk mengecek harga dan stok beras. 

"Guna mencegah penimbunan yang dilakukan oknum pedagang. Kami beri warning ke pedagang yang melakukan penimbunan," kata Henny. 

Dijelaskannya, kondisi harga beras saat ini mengalami lonjakan untuk jenis beras premium. Hanya saja, untuk beras jenis lainnya seperti SPHP tetap normal. Sementara untuk harga komoditas lain terpantau fluktuatif. "Kalau komoditas lainny masih fluktuatif," ucapnya. 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumsel, Ruzuan Effendi menuturkan, ketersediaan stok beras saat ini cukup untuk dua bulan kedepan. Stok beras di gudang bulog maupun perusahaan lainnya saat ini mencapai 55 ribu ton. "Diperkirakan stok ini cukup untuk dua bulan mendatang," terangnya. 

Menurut Ruzuan, kenaikan harga beras saat ini disebabkan tingginya permintaan masyarakat. Sejumlah momentum besar terjadi secara berbarengan. Mulai dari puasa hingga pemilu. "Seperti saat Pemilu, beras banyak diborong oleh timses untuk kepentingan sosialisasi. Setelah pemilu, banyak caleg menang yang menggelar syukuran. Dibarengi pula dengan momen sedekah ruwah yang menjadi tradisi masyarakat," ucapnya. 

Sehingga, kata Ruzuan, kondisi tersebut sifatnya hanya sementara. Sejumlah kegiatan pasar murah saat ini terus dimasifkan untuk menyediakan sembako yang terjangkau bagi masyarakat. "Pasar murah sembako terus kami gelar lima hari dalam sepekan yang tersebar di sejumlah titik. Mudah-mudahan ini bisa membantu masyarakat untuk mendapatkan sembako," tandasnya.