Memasuki usia 8 tahun, tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Musi Rawas Utara masih berada di bawah kabupaten/kota lain di Sumatra Selatan. Salah satu faktor penyebab hal itu karena tingginya biaya hidup di bumi Beselang Serundingan.
- Kanwil Kemenkumham Sumsel Dukung Penyusunan Laporan Keuangan yang Berkualitas
- Dirjen Pemasyarakatan Beri Penguatan Tusi Teknis Pemasyarakatan di Sumsel
- Tidak Ada Remisi Idul Adha, Ini Kata Kakanwil Kemenkumham Sumsel
Baca Juga
Gubernur Sumatra Selatan, Herman Deru mengatakan, masih rendahnya kesejahteraan masyarakat Muratara bukan karena penghasilan yang rendah atau banyak penduduk miskin. Akan tetapi hal itu karena di Muratara belum memiliki pasar induk yang menjadi pusat ekonomi masyarakat.
“Infrastruktur sudah baik dalam mempermurah biaya hidup, tapi di sini belum memiliki pasar induk. Maka dari itu, saya akan bantu bangun pasar induknya, asalkan tempatnya strategis,” ujar Deru saat menghadiri Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Muratara dalam rangka peringatan hari jadi ke-8 Kabupaten Muratara, Selasa (29/6).
Menurut Deru, Muratara memiliki Sumber Daya Alam (SDA) berlimpah yang bisa menunjang percepatan pembangunan bagi kabupaten termuda di Sumsel ini. Namun di momen hari jadi ke-8 ini, Deru memberikan bantuan gubernur (Bangub) sebesar Rp55 miliar kepada Kabupaten Muratara.
Deru mengatakan, potensi SDA berlimpah yang dimiliki Muratara dapat dikelola dan dimanfaatkan secara baik. Selain itu, Deru menginginkan ada potensi unggulan yang menjadi icon Muratara yang dapat dipasarkan ke luar daerah.
“Kalau minyak dan gas itu hanya bonus. Tapi saya minta manfaatkan potensi lain seperti di bidang pertanian, perkebunan dan perikanan,” katanya.
Wakil Bupati Muratara, Inayatullah menyampaikan, Pemkab Muratara sudah berupaya memaksimalkan pengelolaan potensi unggulan yang dimiliki dengan membuat terobosan untuk mempercepat pembangunan agar sejajar dengan kabupaten/kota lainnya di Sumsel.
Menurut dia, dalam kurun waktu 8 tahun Kabupaten Muratara telah banyak mengalami kemajuan walaupun masih banyak masalah yang muncul. Maka dengan pengelolaan potensi secara proporsional pihaknya optimis akselerasi pembangunan di semua sektor dapat ditingkatkan.
“Kita berusaha memperbaiki infrastruktur untuk konektivitas antardaerah dan memperlancar ekonomi masyarakat. Pembangunan infrastruktur jalan diarahkan pada kawasan potensi ekonomi, seperti pasar tradisional termasuk bidang pendidikan, kesehatan, pertanian, sosial, pembangunan pedesaan serta keamanan,” tuturnya.
- Setelah Jepang, Giliran Korea dan Inggris Bakal Jadi Investor di Proyek MRT Jakarta
- Pandemi Covid-19 Berkepanjangan Karena Pemerintah Pakai Paradigma Keliru
- Wali Kota Palembang Resmi Luncurkan Program Modal Usaha untuk Pelaku UMKM