Gelagat Aneh Pemilik Distro di Palembang Setelah Lakukan Pembunuhan Debt Collector, Mendadak Tutup Toko Saat Korban Dilaporkan Hilang

Siti Jamilah, warga sekitar ruko tempat pembunuhan debt collector. (Fauzi/RMOLSumsel.id)
Siti Jamilah, warga sekitar ruko tempat pembunuhan debt collector. (Fauzi/RMOLSumsel.id)

   Pembunuhan karyawan Koperasi Simpan Pinjam yang berposisi sebagai debt collector atau penagih utang bernama Anton Eka Saputra cukup mengejutkan warga sekitar ruko Distro Anti Mahal, tempat lokasi pembunuhan. 


Kedatangan aparat kepolisian, Rabu (26/6) yang melakukan pembongkaran pintu ruko distro Anti Mahal menyita perhatian warga. Apalagi, diketahui jika ruko tersebut menjadi lokasi tempat pembunuhan seorang debt collector. 

Rupanya, pemilik ruko Distro Anti Mahal yang belakangan diketahui sebagai pelaku utama pembunuhan tersebut sudah menunjukkan gelagat aneh. Kecurigaan warga semakin menjadi lantaran usaha distro tersebut tutup dua minggu terakhir. 

"Sudah tutup sejak tanggal 10 Juni lalu. Kami juga tidak tahu kenapa," kata Siti Jamilah, warga setempat saat dibincangi wartawan.

Siti mengatakan, pemilik distro tersebut selama ini tinggal di dalam ruko bersama karyawannya. Menurutnya, ada tiga orang yang tinggal di dalam ruko. Diantaranya, pemilik ruko dan dua orang karyawannya yang masih berkerabat dekat. 

"Tadinya ada dua karyawan yang bekerja di sini. Tapi tak lama berhenti. Kemudian diganti oleh orang baru masuk, masih keluarga. Katanya adik ipar pemilik usaha," kata Siti. 

Dijelaskan Siti, pemilik ruko selama ini cenderung tertutup dan tidak mudah bergaul dengan warga. "Orangnya cuek. Kalau ketemu itu biasa saja," ucapnya. 

Siti pun mengaku cukup terkejut setelah mengetahui ruko distro tersebut menjadi lokasi pembunuhan. "Kaget juga ya. Kalau kami kan posisinya memang agak jauh. Tapi kalau kantor pegadaian di sebelahnya mungkin merasakan bau atau gimana," terangnya. 

Sementara itu, Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihhartono mengatakan, pelaku pembunuhan terhadap Anton Eka Saputra diperkirakan sebanyak tiga orang. Seorang pelaku sudah dilakukan penangkapan dan dua lainnya masih buron. Kedua pelaku buron salah satunya pelaku utama yakni pemilik ruko distro. 

Kronologi sementara yang diambil dari keterangan pelaku yang diringkus mengatakan, kejadian bermula saat korban mendatangi distro. Selanjutnya, pelaku yang diringkus berpura-pura sebagai pembeli dan mengajak ngobrol korban. 

Ketika membalik ke belakang, korban langsung dipukul oleh pemilik ruko. "Kemudian dilanjutkan oleh tersangka yang ini kita tangkap. Tersangka utama debitur atau pemilik usaha," kata Harryo. 

Harryo mengatakan, proses pengungkapan kasus dilakukan bersama dengan Polda Sumsel. "Semua bagian organik yang berkaitan dengan pembunuhan baik itu forensik kesehatan maupun dokpol Polda Sumsel terlibat. Kami mohon doanya biar cepat terungkap," tandasnya. 

Diberitakan sebelumnya, Warga Jalan KH Dahlan, Perumahan Maskarebet, Kecamatan Sukarami Palembang, Rabu (26/6), mendadak heboh. Pasalnya, seorang debt collector dikabarkan tewas terkubur dengan cara dicor dalam ruko sebuah distro di kawasan tersebut. 

Korban diketahui bernama Anton Eka Saputra, warga Perumahan Gotong Royong Soak Simpur Kecamatan Sukarami, Palembang. Dia telah dilaporkan menghilang oleh keluarganya sejak Sabtu, 8 Juni 2024 lalu setelah pamit untuk menagih nasabah.

Dia terakhir kali pergi dari rumah mengenakan pakaian jaket levis biru, celana abu-abu dan membawa motor vario hitam sekitar pukul 12.00 WIB. 

Keluarga melaporkan kejadian hilangnya Anton ke polisi tiga hari kemudian, tepatnya pada Selasa (11/6). Polisi yang melakukan penelusuran kemudian mendapat info jika korban terakhir terlihat ruko sebuah distri pakaian di kawasan Maskerebet. 

Saat ini, tim Infafis Polrestabes Palembang dan tim gabungan Jatanras Polda Sumsel langsung melakukan pembongkaran terhadap ruko yang sedang dalam kondisi terkunci tersebut. 

Aksi pembongkaran tersebut menyita perhatian masyarakat yang melintas di kawasan tersebut. 

Salah seorang kerabat korban, Robu menyebutkan, pihak keluarga sudah melaporkan hilangnya Anton ke Polda Sumsel dengan harapan ayah satu anak itu bisa ditemukan.

"Sudah 3 hari hilang Whatsapp dan nomor handphone-nya tidak bisa dihubungi lagi," ujar Robi, Selasa (11/6) usai memberikan laporan.

Pada hari Sabtu lalu Anton pamit pergi bekerja menagih nasabah seperti biasa pada pukul 12:00 WIB nomor Whatsapp-nya masih bisa dihubungi. Lalu berselang lima jam kemudian Anton sudah tak bisa dihubungi. 

Selain membuat laporan polisi keluarga juga sudah mendatangi nasabah-nasabah yang biasa dikunjungi Anton, namun tidak membuahkan hasil. Anehnya orang-orang yang didatangi itu mengaku tak melihat Anton sama sekali.

"Dia pamit tagih nasabah, tapi ternyata pas kami datangi kata mereka Anton sama sekali tidak datang ke rumah-rumah nasabah. Ke teman-temannya juga sudah ditanyakan tapi tidak ada yang lihat," ujarnya.

Hingga berita diturunkan, polisi masih melakukan pembongkaran rolling door ruko yang terkunci dari luar.