Frans Wicaksono, Anak Komandan Pengawal Presiden Soeharto, Memilih Hidup sebagai Petani Kopi di Rimba Candi Pagar Alam

Frans Wicaksono/RMOL
Frans Wicaksono/RMOL

Frans Wicaksono, seorang pria yang sebelumnya aktif sebagai Program Director di RCTI, sekarang menjalani kehidupan yang berbeda jauh dari hingar-bingar ibu kota. Ia kini sibuk menggeluti tanaman kopi di lereng bukit Rimba Candi, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam.


Frans, yang dikabarkan merupakan anak dari Letnan Kolonel Ignatius Soeparman, yang pernah menjadi Komandan Pasukan Pengawal Presiden Soeharto pada era 90-an, mengundang rasa penasaran masyarakat sekitar dengan kehidupannya yang misterius di Rimba Candi.

Frans menceritakan bahwa kakak sulungnya dan beberapa teman yang merupakan lulusan sarjana tertarik dengan program transmigrasi di Rimba Candi. Mereka memutuskan untuk ikut serta dalam program tersebut dan pindah ke Rimba Candi, yang saat ini merupakan bagian dari wilayah Kota Pagar Alam.

"Kisaran tahun 87 kakak sulung saya dengan empat temannya ada yang insiyur lulusan Surabaya dan ada satu yang lulusan ekonomi dari Amerika bilang ke bapak saya kami anak muda tertarik ikut transmigrasi untuk memajukan masyarakat desa dan itulah awal ceritanya," kata Frans.

Setelah beberapa waktu, teman-teman kakak Frans memutuskan untuk kembali ke ibu kota, sementara kakak Frans memilih tinggal sendirian di Rimba Candi dan mengembangkan perkebunan dengan fokus pada tanaman kopi, sesuai dengan program pemerintah.

Beberapa tahun kemudian, kakak Frans berhasil menjadi Kepala Desa Rimba Candi dengan memiliki aset perkebunan kopi seluas 20 hektar. Namun, ia kemudian memutuskan untuk kembali ke ibu kota dan bekerja di PT. Djarum Kudus, meninggalkan aset perkebunan di Rimba Candi.

Ayah Frans yang saat itu telah pensiun memutuskan untuk mengambil alih perkebunan tersebut dengan izin Presiden Soeharto sendiri. Presiden Soeharto mengerti pentingnya Rimba Candi dalam sejarah dan legenda peradaban Sriwijaya, dan ia memberikan restu kepada ayah Frans untuk menjaga tempat tersebut.

Frans mengungkapkan bahwa ayahnya dianggap sebagai penjaga "harta karun" yang tersimpan di Rimba Candi, seperti yang diyakini oleh Presiden Soeharto. Ayahnya adalah sosok yang memahami sejarah masa lampau dan tertarik dengan aspek-aspek kesejarahan, termasuk Rimba Candi yang dianggap sebagai titik awal peradaban manusia di Nusantara.

Setelah ayahnya meninggal dunia, kebun yang dikelola oleh kakak Frans terbengkalai. Frans kemudian memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai Program Director di RCTI pada tahun 2004 dan memulai hidup baru sebagai petani kopi di Rimba Candi.

"Kalau ada yang bertanya apakah ada harta karun di Rimba Candi, kopi itulah harta karunnya," jelas Frans.

Ia menunjukkan dedikasinya dalam mengelola kebun kopi tersebut dan menjaga warisan sejarah yang diyakini terkait dengan peradaban Sriwijaya.

Kisah Frans Wicaksono menginspirasi banyak orang, menunjukkan bagaimana ia meninggalkan kehidupan gemerlap di ibu kota untuk mengejar hidup sederhana sebagai petani kopi di Rimba Candi. 

Keputusannya mengambil peran sebagai penjaga warisan sejarah dan pengembangan perkebunan kopi di daerah tersebut memberikan nilai tambah bagi komunitas sekitar dan memperkuat ikatan dengan sejarah Indonesia yang kaya.