George Floyd hari-hari belakangan ini jadi martir gerakan antirasisme di Amerika Serikat, bahkan di seluruh dunia. Setelah tewas dianiaya oknum kepolisian di Negara Bagian Minnesota, belakangan terungkap bahwa Floyd juga terinfeksi virus corona 2019 (covid-19).
- Rekayasa Kasus Perampokan, Pj Kades di Musi Banyuasin Terancam 7 Tahun Penjara
- Kurir Sabu Asal Lampung dan Pembeli Ditangkap Saat Hendak Transaksi di OKU Timur
- Gagal Todong Korbannya, MDS Dihadiah Timah Panas
Baca Juga
Hal itu diketahui dari laporan terbaru tim medis Hennepin County yang melakukan autopsi terhadap jenazah Floyd.
Seperti dilansir CNN, Kamis (4/6), tim tersebut melakukan tes PCR terhadap hasil swab dari hidung Floyd dan menemukan jejak virus corona.
Namun, seperti dilansir JPNN.Com pada Kamis (4/6//2020), tim berkesimpulan bahwa virus yang telah membunuh ratusan ribu orang di seluruh dunia tersebut tidak berperan dalam kematian Floyd. Pasalnya, dia diduga kuat sudah sembuh dari serangan virus tersebut jauh sebelum hari nahas tersebut.
Tim medis juga meyakini bahwa kecil kemungkinan Floyd menularkan virus itu ke orang lain.
Seperti diketahui, George Floyd tewas akibat disiksa sekelompok polisi berkulit putih di Minnesota, Amerika Serikat, pekan lalu. Kekerasan bermotif rasisme oleh aparat itu telah memicu demonstrasi dan kerusuhan di puluhan kota Negeri Paman Sam.[ida]
- Terima Suap Rp110 Miliar, Hakim Vonis Mardani Maming 10 tahun Penjara
- Jalani Sidang Pemalsuan Surat Tanah Kantor DPW PKS Sumsel, Erza Saladin Ditahan Hakim
- Diperiksa 6 Jam, Arya Mahasiswa UIN Korban Pengeroyokan Senior Berharap Pelaku Dihukum Berat