Fenomena Ikan Mabuk di Muba, Tiga OPD Langsung Turunkan Tim

Pada Selasa (23/6/2020) pagi, terjadi ratusan ikan mengambang di Sungai Musi, Desa Ngulak dan Desa Terusan, Kabupaten Musi Banyuasin. Berlanjut hari ini, Kamis (2/6/2020), viral di media sosial Ikan Pari mati di Desa Rantau Kroya Dinas Perikanan Muba bersama Dinas Lingkungan Hidup Muba serta Dinas Kesehatan Muba langsung merespon dua peristiwa tersebut.


Sebelumnya, fenomena ratusan ikan mengambang tersebut diindikasikan warga setempat adanya zat beracun yang mencemari Sungai Musi. Namun setelah dilakukan kroscek dan pengamatan di lapangan oleh Dinas Perikanan, kondisi ikan yang mengambang tersebut tidak mati. Ikan-ikan itu dalam kondisi seperti mabuk.

"Kejadian seperti ini diperkirakan akibat air yang sangat keruh sehingga insangnya ditempel oleh partikel lumpur sehingga membuat mata ikan tidak bisa melihat," jelas Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perikanan Hendra Tris Tomy SSTP.

Dari hasil pengambilan sample air Sungai Musi yang dilakukan tes, tidak ada parameter yang menunjukkan kualitas air yang ekstrem.

"Meski demikian, kami tetap berkoordinasi dengan DLH Muba untuk mengecek parameter yang harus dites di laboratorium DLH, ," ungkapnya.

Tomy menambahkan, dari pengamatan fisik ikan insang ikan berwarna merah tetapi ditempeli lumpur.

"Kemudian, daging ikan kenyal atau tidak lembut," bebernya.

Begitu juga Tim dari Dinas Kesehatan juga ikut turun langsung.

"Dinas Kesehatan saat ini sudah menurunkan Tim Surveilans kesehatan dan tenaga sanitarian untuk melakukan pemantauan dan pengawasan cepat terhadap dampak kesehatan masyarakat (keracunan makanan) yang mengkonsumsi ikan yang mabuk dari Sungai Musi tersebut," ungkap Kadinkes Muba dr Azmi Dariusmansyah MARS.

Sampai saat ini belum ada laporan terhadap keracunan akibat konsumsi ikan mabuk di lokasi tersebut.

"Saat ini, Dinkes Muba sudah berkoordinasi dan menunggu hasil dari DLH Muba terkait dengan kandungan yang mencemari Sungai Musi," imbuhnya.

Dinkes juga sudah melakukan pengambilan sampel ikan yang dikirim langsung ke BBLK untuk dilakukan pemeriksaan kimia 4 parameter.

"Untuk antisipasi jika terdapat keracunan akibat mengkonsumsi ikan tersebut Dinkes sudah mensiagakan Tenaga Kesehatan, sarana prasarana di fasyankes/puskesmas dan RSUD terdekat, serta tim PSC 119," tambahnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Muba Andi Wijaya Busro SH MHum mengatakan, untuk sementara dapat disampaikan Sungai Musi sangat keruh dan ada kandungan belerang (H2S) dan padatan tersuspensi total (TSS) di atas baku mutu di Sungai Musi.

"Kita imbau masyarakat sementara untuk tidak mengkonsumsi air Sungai Musi secara langsung," pungkasnya.[ida]