Dugaan Pelecehan di Kampus Unsri, Rektorat Masih Lakukan Penelusuran

Rektor Unsri Anis Saggaff. (net/rmolsumsel.id)
Rektor Unsri Anis Saggaff. (net/rmolsumsel.id)

Rektor Anis Saggaff mengaku belum menerima laporan resmi terkait kasus pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan Universitas Sriwijaya. Meskipun kasus ini telah viral dan menjadi konsumsi di sosial media sejak Minggu (26/9) lalu.


Dalam keterangannya kepada awak media, Anis mengaku telah memerintahkan jajarannya yang dipimpin Wakil Rektor III untuk melakukan penelusuran terhadap informasi tersebut. 

"Sampai saat ini belum ada laporan. Saya sudah perintahkan Wakil Rektor III (untuk telusuri)," kata Anis. Ia juga meminta apabila mahasiswa mengalami masalah di kampus, untuk melapor secara resmi ke institusi kampus, mulai dari Kepala Program Studi dan Fakultas. 

"Ataupun langsung ke tingkat universitas," kata Anis.  

Tangkapan layar curhatan diduga mahasiswa Unsri yang dipublish pada akun twitter @unsrifess. (rmolsumsel)

Sebelumnya diketahui, pengguna medsos dihebohkan dengan laporan mahasiswi Universitas Sriwijaya mengaku dilecehkan oleh seorang dosen. Informasi tersebut pertama kali ia sampaikan pada akun @unsrifess, dan meminta admin untuk memberinya saran untuk menyikapi ulah dosen tersebut.

Sembari menunggu penelusuran yang dilakukan pihak kampus, Menteri Pemberdayaan Perempuan BEM KM Unsri Syarifah Indar Dewi yang dibincangi Kantor Berita RMOLSumsel mengatakan jika pertama kali pihaknya yang mendapat laporan korban mengenai aksi pelecehan seksual tersebut.

"Tapi korban itu awalnya melapor dengan akun fake, dan meminta curhatannya di publish. Kami sudah coba klarifikasi dan verifikasi mengenai asal usulnya, fakultas atau prodinya, tapi dia tetap tidak mau memberi tahu identitasnya," kata Syarifah. Saat ini, pihak BEM KM Unsri juga masih terus melakukan penelusuran terhadap identitas korban.

Di sisi lain, Syarifah mengatakan jika pihaknya telah melakukan pertemuan dengan pihak rektorat membahas program layanan Sriwijaya Care untuk memfasilitasi korban-korban pelecehan seksual di kampus.

"BEM KM Unsri saat ini tengah menggalakkan program layanan Sriwijaya Care tersebut. Sebelumnya sudah ada (kasus serupa), tapi kalau ini benar dan bisa dibuktikan, artinya baru kali ini ada yang berani speak up,” tandasnya.