Viral Curhatan Mahasiswi di Akun X Jadi Korban Pelecehan Seksual Oknum Petinggi BEM Unsri, Dipecat Tidak Hormat dari Organisasi

Ilustrasi pelecehan seksual. (ist/rmolsumsel.id)
Ilustrasi pelecehan seksual. (ist/rmolsumsel.id)

Seorang mahasiswi Universitas Sriwijaya (Unsri) mengaku telah menjadi korban pelecehan seksual oleh seorang oknum petinggi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Hal itu terungkap dalam postingan akun X, @unsrifess, Jumat (25/10). 


Oknum petinggi BEM Unsri tersebut menjabat sebagai Wakil Ketua berinisial MFA. Dalam postingan itu, peristiwa pelecehan yang dialami mahasiswi tersebut terjadi di sekretariat BEM Unsri ketika sedang ada acara yang dihadiri beberapa anggota. Jenis pelecehan yang dialami korban baik secara verbal maupun non-verbal 

Menurut kesaksiannya, awalnya MFA mendekatinya untuk berbincang, namun kemudian mulai melakukan kontak fisik yang membuat korban merasa tidak nyaman.

Korban menjelaskan tindakan pelecehan berlanjut ketika MFA menyandarkan kepala ke bahunya, dan ia dipaksa untuk tetap berada di dekatnya. "Aku disitu marah nian min, dan aku bilang kalo aku risih," tulisnya. 

Meski sudah menyatakan keberatannya, namun pelaku terus melakukan aksinya dengan merangkul bahunya di depan banyak orang tanpa persetujuannya. 

Jagat media sosial X diramaikan oleh curhatan seorang mahasiswi Universitas Sriwijaya (Unsri) yang mengaku menjadi korban pelecehan seksual oleh seorang petinggi organisasi kampus. 

Mahasiswi tersebut menuding Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsri, MFA, sebagai pelaku tindakan tersebut. Kisah ini pertama kali disebarluaskan melalui akun @unsrifess, Jumat (25/10), dan langsung viral, menarik perhatian 11 ribu pembaca serta ratusan komentar.

Dalam unggahannya, korban yang juga anggota BEM Unsri itu mengaku mengalami pelecehan secara verbal dan non-verbal dari MFA. Ia menceritakan kejadian tersebut terjadi 

Meski mengungkapkan ketidaknyamanannya, korban tidak mendapat tanggapan yang memadai, bahkan MFA terus merangkulnya di depan banyak orang tanpa persetujuannya. Lantaran pelaku merupakan petinggi di organisasi BEM Unsri, dirinya lantas tidak berani untuk mencegah lebih lanjut.

Dalam postingan itu juga, korban pelecehan seksual yang dilakukan MFA bukanlah dirinya seorang. Menurutnya, masih banyak korban lain namun tidak berani speak up. Dia mendorong siapapun yang pernah menjadi korban untuk berani berbicara. Sebab, jika dibiarkan pelaku akan terus berlindung dibalik jabatannya tersebut. 

 "Dio dak mungkin terus menerus di lindungi dibalik jabatan padahal sudah jelas dio pelakunya." Harapan besar 

Keberanian korban membuka suara memicu respon dari netizen lain. Salah satu pengguna, @zzxzxxxxxx, turut memberikan kesaksian bahwa dirinya juga pernah mengalami pelecehan dari pelaku yang sama sejak tahun lalu.

Postingan ini pun mendadak viral dan menarik perhatian 11 ribu pembaca serta ratusan komentar.

Tak lama setelah kasus ini ramai diperbincangkan, BEM Unsri memberikan respons resmi. Dalam surat yang ditandatangani oleh Ketua BEM Unsri, Juan Aqshal, dan Pj Satuan Pengawas Internal, Khoirun Addin Ariansyah, tertanggal Sabtu, 26 Oktober 2024, disebutkan bahwa MFA diberhentikan secara tidak hormat dari posisinya sebagai Wakil Ketua BEM Unsri.

Dalam surat pemberhentian tersebut menyatakan bahwa keputusan ini diambil atas beberapa pertimbangan, diantaranya:

1. Pelanggaran berat kode etik: MFA dituding melakukan pelecehan seksual terhadap seorang mahasiswi, yang dinilai sebagai pelanggaran berat terhadap norma dan aturan organisasi kampus.

2. Penyalahgunaan jabatan: Sebagai Wakil Ketua BEM, MFA dianggap menggunakan posisinya untuk melakukan tindakan yang merugikan anggota organisasi.

3. Pencemaran nama baik organisasi: Tindakan yang dilakukan MFA dinilai mencoreng nama baik BEM Unsri, sehingga diambil langkah tegas untuk menegakkan aturan.

Keputusan pemberhentian ini juga disertai dengan pencabutan keanggotaan MFA dari organisasi serta penghapusan hak dan kewajibannya sebagai bagian dari BEM Unsri. Pihak BEM juga menegaskan setelah keputusan ini berlaku, organisasi tidak bertanggung jawab atas tindakan apa pun yang dilakukan oleh MFA.

Hingga berita ini diturunkan, baik MFA maupun pihak kampus UNSRI belum memberikan klarifikasi atau tanggapan terkait tuduhan yang diungkapkan korban.