Disdik OKI Minta Polisi Proses Hukum Oknum Guru yang Cabuli Siswinya di Sekolah

Ilustrasi kasus pencabulan. (ist/rmolsumsel.id)
Ilustrasi kasus pencabulan. (ist/rmolsumsel.id)

Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten OKI meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kejadian pencabulan yang dilakukan salah seorang oknum guru terhadap siswi SMP di wilayah tersebut. 


Pengusutan tersebut diharapkan dapat memberi efek jera sehingga kejadian serupa tidak terulang. 

"Semoga menjadi efek jera bagi yang lain untuk tidak melakukan hal yang sama. Kalau ini diproses secara hukum, guru yang lain akan berfikir jauh sebelum melakukan tindakan tidak terpuji ini," kata Kadisdik OKI, Refly saat dibincangi, Kamis (22/2/2024). 

Sementara itu, Kapolres OKI, AKBP Hendrawan Susanto menegaskan saat ini kejadian tersebut sudah dilaporkan oleh warga dan proses penyidikan terus berjalan. "Sudah dilaporkan dan saat ini masuk penyidikan di unit PPA," tegasnya. 

Peristiwa pencabulan terhadap seorang siswi kelas VIII SMPN 3 Tanjung Lubuk, OKI itu sempat menghebohkan warga setempat. Kejadian tragis itu terjadi pada Jumat (16/2/2024) saat pelaksanaan kegiatan Pramuka di area sekolah.

Pelaku aksi pencabulan tersebut adalah AD, seorang guru PPPK di SMPN 3 Tanjung Lubuk. Kejadian terungkap ketika Junai, seorang warga sekitar sekolah, secara tidak sengaja memergoki aksi bejat AD tengah memeluk dan mencium korban saat sedang membongkar tenda yang digunakan untuk TPS.

"Ketika saya sedang membongkar tenda, saya melihat AD memeluk dan mencium siswi tersebut. Saya sangat terkejut dan langsung memberitahu warga sekitar," ungkap Junai, saksi mata.

Melihat kejadian tersebut, Junai bersama warga setempat langsung menghakimi pelaku sebelum mengamankan AD ke Polsek Tanjung Lubuk.

"Kami langsung menangkap AD dan membawanya ke Polsek setempat karena perbuatannya yang tidak senonoh," kata Junai.

Kepala SMPN 3 Tanjung Lubuk, Cik Mas Dahliana, bersama Wakil Kepala Sekolah, Dio Gagarin, menyatakan AD telah mengajar sebagai guru Pendidikan Jasmani dan Olahraga (PJOK) di sekolah tersebut selama 2 tahun. AD juga aktif sebagai pembina Pramuka dan dikenal sebagai guru yang berdedikasi.

"Makanya saat dapat informasi ada kejadian itu kami kaget sekali. Biasanya ia mengajar tiga kali seminggu. Kalau siswi yang bersangkutan, sejak kejadian itu belum masuk sekolah hingga saat ini," ucap Cik Mas.