Dinas Pertanian Lubuklinggau Beberkan Langkah Pencegahan Penyakit Ngorok pada Kerbau

Kerbau yang terkena penyakit ngorok/ist
Kerbau yang terkena penyakit ngorok/ist

Dinas Pertanian Kota Lubuklinggau mengatakan sejauh ini belum ditemukan kasus penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootia (SE) pada kerbau di Lubuklinggau, Sumatera Selatan.


Hal itu diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Lubuklinggau, Fikri. Meski begitu, ia mengatakan Lubuklinggau harus tetap waspada dengan penyakit ngorok.

"Karena yang namanya virus itu bisa media untuk misalnya dari angkutan bisa menyebabkan menyebar sampai ke Lubuklinggau," kata Fikri.

Fikri mengungkapkan, populasi kerbau di Lubuklinggau tidak begitu banyak. Adapun penyebarannya yaitu di daerah Ulu Malus, Kecamatan Lubuklinggau Barat I dan Kecamatan Lubuklinggau Utara I. Populasi jumlah kerbau tersebut antara 80 sampai 100 ekor.

"Tidak begitu banyak (jumlah populasi kerbau). Sejauh ini belum ada laporan masyarakat, berarti belum ada," ujarnya.

Lubuklinggau sendiri menurut Fikri, jaraknya jauh dari daerah yang terdampak. Sebab kata dia, yang membawa penyakit rata-rata dari media bergerak.

"Misal dari OI (Ogan Ilir) bawa sapi yang sudah terkena SE. Kan sapi tidak terlalu berat kalau sapi," jelas Fikri.

Pihaknya menambahkan telah melakulan upaya pencegahan terhadap penyakit ngorok pada kerbau. "Kita kan dari Provinsi selalu melaksanakan komunikasi, edukasi dan informasi," timpalnya.

Jadi menurut Fikri, dari Dinas Pertanian sudah menyebar penyuluh setiap ada kejadian seperti itu. "Kita langsung menyebar penyuluh untuk waspada. Kalau ada ciri-ciri yang seperti SE atau kerbaunya seperti tidak bisa bernafas, itu segera lapor," bebernya.

"Jadi kalau itu memang kita temukan di Lubuklinggau, kegiatan yang pertama kita yaitu isolasi daerah tersebut jangan ada sektor yang bisa masuk," pungkasnya.